kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank daerah paling royal bagikan dividen


Senin, 27 Maret 2017 / 11:41 WIB
Bank daerah paling royal bagikan dividen


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Bank daerah menjadi andalan sumber penerimaan pemerintah daerah. Bahkan, sejumlah bank pembangunan daerah (BPD) tergolong royal membagi dividen dengan payout ratio di atas 50% dari laba bersih.

Padahal, sejak tahun 2015, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengimbau pemerintah daerah agar BPD jangan dibebani dividen terlalu besar agar bisa berkembang. Nyatanya, imbauan OJK tersebut dianggap angin lalu.

Salah satu bank daerah yang membagi dividen dengan porsi besar adalah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim). Emiten berkode saham BJTM ini memutuskan membagi dividen dengan payout ratio 63,43% atau setara Rp 652,20 miliar dari total laba 2016 yang senilai Rp 1,03 triliun.

Tahun sebelumnya, payout ratio dividen Bank Jatim malah mencapai 72,42%. Pemprov Jatim tercatat menguasai 51,37% saham Bank Jatim.

Ferdian Timur Satyagraha, Sekretaris Perusahaan Bank Jatim, menyatakan, besarnya setoran dividen itu akibat rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR) Bank Jatim terbilang tinggi. Pasca pembagian dividen, CAR Bank Jatim masih bertengger di level 20%-21% dari semula 22%. "Bank Jatim akan mempertahankan modal pada level 20%-21% hingga akhir tahun 2017," kata Ferdian kepada KONTAN, akhir pekan lalu.

Segendang sepenarian, rasio dividen PT Bank Jawa Barat dan Banten Tbk (BJB) pun terbilang besar. "Kami menyetorkan dividen 60% dari laba bersih tahun lalu," kata Hakim Putratama, Senior Vice President Corporate BJB.

Ini artinya, BJB menyetor dividen kepada pemegang saham sekitar Rp 941,4 miliar dari total laba bersih Rp 1,56 triliun. Payout ratio itu sama dengan tahun sebelumnya.

Hakim mengatakan, dengan rasio dividen 60%, BJB masih bisa menjaga rasio permodalan. Bank ini memiliki modal sekitar Rp 8,5 triliun dengan ekuitas Rp 9,9 triliun per Desember 2016.

Adapun rasio modal BJB sebesar 18,3% per akhir tahun 2016. Rasio modal tersebut menurun ketimbang tahun sebelumnya yakni sebesar 22,5%. Pembagian dividen tersebut tentu akan kembali menekan CAR emiten yang melantai di bursa dengan kode BJBR tersebut.

Bank DKI Jakarta lebih logis dalam menyetorkan dividen. Sigit Prastowo, Direktur Keuangan Bank DKI Jakarta mengatakan, pada tahun 2015, OJK telah mengirimkan surat ke setiap Pemprov agar jangan terlalu tinggi memungut dividen ke BPD. Sebab, bank harus punya modal yang kuat.

Bank DKI menyetor dividen Rp 193,5 miliar. Jumlah tersebut setara 30% dari laba bersih 2016 yang senilai Rp 645 miliar. "Dividen kami lebih rendah dari BPD lain, karena Pemprov DKI tidak terlalu tergantung pada dana yang berasal dari dividen," kata Sigit. Rasio modal Bank DKI pe akhir tahun 2016 masih bertengger di kisaran 29%.

Ekonom BCA David Sumual mengingatkan, kalau BPD membagi dividen besar, kemampuan BPD untuk ekspansi kredit menjadi melemah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×