kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank menengah getol terbitkan surat utang


Rabu, 31 Agustus 2016 / 11:03 WIB
Bank menengah getol terbitkan surat utang


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Setelah bank kakap, kali ini bank menengah ramai-ramai memburu dana segar. Memasuki kuartal III, bank umum kegiatan usaha (BUKU) III merealisasikan penerbitan surat utang.

Mengantisipasi perbaikan pertumbuhan kredit di tahun depan, sedikitnya ada dua bank kelompok BUKU III yang sudah merilis surat utang. Mereka adalah PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) dan Bank Bukopin. 

Selasa (30/8), BTN menerbitkan obligasi berkelanjutan sebesar Rp 3 triliun. Surat utang ini terbagi dalam dua tenor yang jatuh tempo pada 2019 dan 2021. 

PT Bank Bukopin Tbk juga bakal menerbitkan surat utang berjangka menengah atau (MTN) sebesar Rp 1 triliun. Pekan ini, Bank Bukopin mengantongi izin penerbitan MTN tersebut. 

PT Bank OCBC NISP Tbk juga berencana merilis surat berharga sebelum tutup tahun. Direktur Utama OCBC NISP Parwati Surjaudaja bilang, pihaknya tengah mematangkan rencana penerbitan obligasi untuk memenuhi likuiditas dan memacu pertumbuhan kredit.

Pupuk likuiditas 

Mengacu data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rasio likuiditas berdasarkan nilai kredit berbanding dana pihak ketiga (DPK) atawa LDR bank BUKU III mencatatkan rasio tinggi. LDR BUKU III mencapai 98,74% per Juni 2016, lebih tinggi ketimbang LDR perbankan yang sebesar 91,19% (lihat tabel).

Asal tahu saja, regulator perbankan mematok batas maksimal LDR sebesar 90%. Deputi Komisioner Pengawasan Perbankan OJK Mulya E Siregar bilang, bank harus menambah likuiditas dengan menerbitkan surat berharga atau socondary reserve.

Direktur Keuangan dan Tresuri BTN Iman Nugroho Soeko Iman mengatakan, BTN tengah memproses instrumen pendanaan lain. “Sedang dalam proses penerbitan efek beragun aset surat partisipasi (EBA-SP) sebesar Rp 1 triliun,” ujar Iman kepada KONTAN, kemarin.

Padahal, BTN baru saja menerbitkan negotiable certificate deposit (NCD) sebesar Rp  1 triliun di akhir Juni 2016. Iman bilang, BTN memburu wholesale funding agar memenuhi ketentuan OJK, yakni maksimal 90% di akhir tahun.

Adhi Brahmantya, Direktur Pengembangan Bisnis & TI Bank Bukopin mengatakan,  penerbitan MTN dilakukan agar bisa memenuhi target pertumbuhan kredit sebesar 16% di 2016. 

Bank menengah lebih getol memburu surat utang sebagai alternatif pendanaan ritel atau DPK. Catatan OJK, penerbitan surat berharga oleh bank BUKU III naik 26,45% menjadi Rp 286,7 triliun per Juni 2016 ketimbang tahun lalu.       

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×