kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,80   -7,56   -0.81%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank pacu bisnis surat berharga


Kamis, 18 Mei 2017 / 18:19 WIB
Bank pacu bisnis surat berharga


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Beberapa bank pada tahun ini akan memacu pendapatan dari asset-liability management (ALM). Hal ini untuk mengantisipasi pendapatan bunga yang relatif flat karena kredit yang belum terlalu kencang.

Ariastiadi, Kepala Departemen Pengawasan Perbankan II Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan, pendapatan dari ALM yaitu dari bisnis surat berharga dan valuta asing (valas) diperkirakan bisa menjaga profitabilitas bank dikala permintaan kredit melambat.

“Bisnis ALM bisa merupakan sumber pendapatan bank selain dari penyaluran kredit menghadapi berbagai faktor yang bisa menurunkan margin bank,” ujar Ariastiadi kepada KONTAN, Kamis (18/05).

Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama BCA mengatakan, bank akan secara wajar melakukan transaksi surat berharga dan valuta asing. “Kami aktif melakukan transaksi surat berharga dan valas namun tetap memperhatikan manajemen risiko,” ujar Jahja kepada KONTAN, Kamis (18/5).

Taswin Zakaria, Direktur Utama Maybank Indonesia mengatakan, dalam melakukan transaksi valas, bank memang mempunyai orientasi untuk mencari profit. “Dalam transaksi ALM kami tidak mau ada kerugian, namun tujuan utama kami bukan semata profit,” ujar Taswin, kepada KONTAN, Kamis (18/5).

Parwati Surjaudaja, Direktur Utama OCBC NISP mengatakan terkait dengan transaksi surat berharga dan valas, bank memastikan masuk ke instrumen yang memberikan imbal hasil (yield) terbaik. “Hal ini untuk meningkatkan pendapatan,” ujar Parwati kepada KONTAN, Kamis (18/5).

Secara umum langkah bank untuk melakukan transaksi valas dan surat berharga ini bertujuan untuk mengelola likuiditas. Hal ini untuk memastikan bank memiliki likuiditas yang cukup untuk mendukung pelayanan nasabah.

OJK mencatat tidak semua bank bisa melakukan transaksi valas dan surat berharga di bawah asset and liability management. Bank harusnya memiliki manajemen risiko yang baik dan mempunyai kompetensi di bisnis ini.

Kompetensi ini terutama terkait pengelolaan treasury haruslah baik. Selain itu bank juga harus memiliki unit pendukung risiko yang bagus. Berdasarkan data OJK sampai Februari 2017, pertumbuhan pendapatan bank dari surat berharga dan valas masing-masing 36,84% secara yoy dan 11,03% yoy menjadi Rp 1,14 triliun dan 1,7 triliun.

Tercatat kelompok BUKU III (bank bermodal inti Rp 5 triliun sampai Rp 30 triliun) mempunyai rasio pendapatan dari transaksi surat berharga dan valas dibandingkan dengan pendapatan operasional paling besar.

Untuk kelompok BUKU III pendapatan dari surat berharga menyumbang 8,61% dari pendapatan dan dari forex menyumbang 8,48% dari pendapatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×