kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bankir antisipasi potensi penurunan NIM


Rabu, 29 Maret 2017 / 14:34 WIB
Bankir antisipasi potensi penurunan NIM


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Beberapa bankir mengantisipasi potensi penurunan net interest margin (NIM) pada tahun ini. Adanya kekhawatiran penurunan NIM ini dipicu oleh langkah beberapa bank BUMN yang memberikan bunga kredit infrastruktur pemerintah lebih rendah dari bunga pasar.

Sebagai contoh, pada proyek LRT, berdasarkan data yang diterima KONTAN, beberapa bank BUMN menawarkan bunga sebesar 7%. Bunga ini lebih rendah dari bunga kredit korporasi BUMN sebesar 9,95% sampai 10,5%.

Dengan bunga kredit yang lebih rendah, otomatis margin bank BUMN mengalami penurunan. Untuk itu, beberapa bankir BUMN sudah mempunyai beberapa strategi.

Menurut Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan Bank BRI, bunga kredit yang diberikan di bawah bunga pasar memang akan menurunkan NIM.

“Untuk NIM secara umum kami proyeksi perlahan memang akan turun, kami tidak akan berusaha mempertahankan atau menaikkan NIM,” ujar Haru kepada KONTAN, Rabu (29/3).

Herry Sidharta, Wakil Direktur Utama BNI mengklaim walaupun bunga infrastruktur proyek pemerintah mempunyai bunga yang lebih rendah, namun hal tersebut sudah memperhitungkan cost of fund dan sumber pendanaan.

“Selain dari pendapatan bunga, untuk proyek infrastruktur kami juga mendapatkan fee based income, hal tersebut bisa membantu,” ujar Herry. Pada 2017 ini, BNI memproyeksi NIM akan berada di angka 5% sampai 6% atau lebih rendah dari realisasi 2016 sebesar 6,17%.

Dikdik Yustandi, Vice President Korporasi Bank Mandiri menekankan di proyek infrastruktur pemerintah bank BUMN selain mengandalkan pendapatan bunga juga mengandalkan pendapatan dari fee kredit dan fee income lain.

Secara umum, bank BUMN sudah menyiapkan strategi untuk menjaga NIM. BNI contohnya akan meningkatkan dana murah (CASA). “Kalau memang CASA sudah mentok ya mau tidak mau kami naikkan prinsing (bunga),” ujar Herry.

Haru mengatakan untuk menjaga margin, BRI melakukan strategi yaitu menjaga kualitas kredit dan meningkatkan efisiensi operasional.

Mandiri mengaku kredit infrastruktur berkontribusi terhadap 16% dari total kredit. Sedangkan BNI mengaku kredt infrastruktur menyumbang 13% dari total kredit.

Berdasarkan data OJK pada Januari 2017, NIM perbankan tercatat 5,39% atau turun 24bps yoy. Penurunan NIM ini disebabkan karena pertumbuhan pendapatan bunga bersih pada awal 2017 lebih rendah dibandingkan tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×