kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bankir antisipasi risiko kredit bermasalah


Rabu, 15 Maret 2017 / 18:11 WIB
Bankir antisipasi risiko kredit bermasalah


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Kredit bermasalah sepertinya masih akan menghantui industri perbankan pada tahun ini. Bankir menilai kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) akan turun secara bertahap. Untuk itu, bank papan atas mengalokasikan pencadangan yang cukup untuk mengurangi risiko.

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja mengatakan, pihaknya membentuk pencadangan hingga Rp 12 triliun pada 2017 dengan tingkat tingkat coverage ratio sebesar 200%. “Kenaikan pencadangan ini tidak akan mempengaruhi profit perusahaan,” ujarnya, Rabu (15/3).

Bank swasta papan atas ini akan menjaga rasio NPL gross pada level 1,5%-1,6% pada 2017 dari posisi rasio NPL gross sebesar 1,3% di akhir 2016. Asal tahu saja, BCA mencatat kenaikan NPL gross sebesar 6 basis points (bps) pada tahun lalu.

Jahja bilang, kenaikan risiko kredit terjadi di sektor pendukung pertambangan dan sektor transportasi. Ke depan, perusahaan akan terus melakukan restrukturisasi kredit dan write off agar kredit bermasalah cepat bersih. “Kami juga akan tumbuh lebih lambat dan berhati-hati  menyalurkan kredit,” tuturnya.

Bank pelat merah, PT Bank Mandiri Tbk juga akan bekerja keras pada tahun ini untuk memperbaiki rasio bermasalah. Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama Bank Mandiri mengatakan, pihaknya akan kembali melakukan restrukturisasi kredit dari debitur-debitur yang bermasalah karena perlambatan ekonomi maupun debitur nakal.

Untuk mencapai pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkesinambungan, Bank Mandiri juga perlu mengantisipasi berbagai risiko usaha yang ada, baik akibat situasi perekonomian domestik maupun global. Untuk itu, bank berkode emiten BMRI ini telah meningkatkan alokasi pencadangan pada tahun lalu menjadi Rp 24,6 triliun dari tahun sebelumnya Rp 12,0 triliun.

Kartika bilang, peningkatan pencadangan Bank Mandiri karena terjadi kenaikan rasio kredit bermasalah. Bank Mandiri mencatat rasio NPL gross sebesar 4,00% per akhir 2016 dibandingkan akhir 2015 di level 2,60%. Sedangkan, NPL nett dari 0,90% pada 2015 menjadi 1,53% per akhir 2016.

Pahala Nugraha Mansury, Direktur Keuangan dan Treasury Bank Mandiri menambahkan, Bank Mandiri akan menurunkan rasio NPL gross menjadi 3,5% pada 2017.

Nelson Tampubolon, Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bidang Perbankan mengakui, perbankan masih mengalami masalah pada risiko kredit. Namun, pandangannya risiko kredit tahun 2017 tidak akan besar dan tidak naik lagi, karena sisa dari kredit bermasalah tahun sebelumnya.

OJK memperkirakan rasio NPL perbankan akan berada di level 2,7% atau di bawah 3% pada akhir tahun ini dari posisi 3,1% di awal 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×