kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bankir bidik peningkatan bisnis trade finance


Rabu, 19 Oktober 2016 / 21:30 WIB
Bankir bidik peningkatan bisnis trade finance


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Sejumlah bankir masih berharap pada pertumbuhan trade finance di tengah masih lesunya bisnis global. Hal ini dilakukan dengan optimalisasi beberapa jaringan baik di dalam maupun luar negeri. Selain itu, bank juga berusaha mengoptimalkan nasabah yang ada untuk meningkatkan transaksi trade finance.

Misalnya, PT Bank Mandiri Tbk. Menurut Ferry M. Robbani, SVP Financial Institutions Coverage and Solutions Group Bank Mandiri, bisnis trade finance secara year to date sampai September 2016 telah lebih dari US$ 9 miliar atau Rp 116 triliun. Pencapaian ini bersumber baik dari transaksi ekspor maupun impor.

“Untuk menggenjot transaksi trade finance beberapa strategi yang akan ditempuh Bank Mandiri ke depan yaitu meningkatkan fokus pada bisnis value chain, pembiayaan full cycle dari bisnis nasabah,” ujar Ferry, Rabu (19/10).

Ferry mengatakan, strategi lain dengan meningkatkan ekspor ke beberapa pasar non tradisional, serta mengembangkan sistem dan structured trade finance.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) juga mengincar pertumbuhan trade finance di beberapa negara seperti Singapura. Hari Siaga Sekertaris Perusahaan BRI mengatakan, perusahaan banyak mempunyai nasabah korporasi di Singapura.

“Untuk trade finance kami lebih banyak mengincar nasabah korporasi dan melakukan transaksi ekspor impor,” ujar Hari, Rabu (19/10). Startegi yang diambil BRI diantaranya  mengoptimalkan nasabah yang ada.

Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI mengatakan, strategi lainnya dengan melakukan edukasi, dan fasilitas kepada nasabah untuk membuka pasar dengan kepesertaan di acara berskala internasional. Selain itu kami juga bertransaksi dengan bank prima untuk menekan kredit bermasalah atau non performing loan (NPL).

Sebagai informasi, berdasarkan data OJK, tercatat kredit ekspor per Juli naik 15,37% yoy menjadi Rp 87,2 triliun. Selain itu, NPL kreit ekspor per Juli 2016 juga turun 31 bps yoy menjadi 2,9%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×