kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bankir waspadai kredit bermasalah awal tahun


Minggu, 26 Maret 2017 / 17:12 WIB
Bankir waspadai kredit bermasalah awal tahun


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Sejumlah bankir melihat risiko kredit bermasalah pada awal tahun ini masih perlu mendapat perhatian khusus. Selain kualitas aset, pendorong risiko kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) pada awal tahun ini adalah pertumbuhan kredit yang masih lesu.

Parwati Surjaudaja, Direktur Utama PT Bank OCBC NISP Tbk mengakui, risiko kredit masih menjadi masalah utama di industri perbankan. “Karena selain kualitas aset, pertumbuhan kredit relatif stagnan pada kuartal 1 2017,” ujar Parwati, Minggu (26/3).

Ada beberapa sektor penyaluran kredit yang berkontribusi terhadap NPL OCBC NISP pada kuarta 1 2017. Beberapa sektor seperti retail, UKM, perdagangan dan manufaktur merupakan salah satu penyumbang NPL di OCBC NISP.

Nixon L Napitupulu, Direktur PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) mengatakan, KPR dan properti masih menjadi salah satu penyumbang NPL terbesar.

Sedangkan Glen Glenardi Direktur Utama PT Bank Bukopin Tbk menyebut, pada kuartal 1 2017 beberapa sektor yang berkontribusi pada NPL diantaranya adalah perdagangan.

Herry Sidharta, Wakil Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) memproyeksi pada awal tahun, NPL akan sedikit naik. Pada kuartal 1 2017, bank berkode BBNI ini memproyeksi NPL di angka 3% atau naik dari periode yang sama tahun lalu sebesar 2,8%.

“Kami melakukan strategi proaktif dan konservatif dengan rasio pecadangan yang telah disiapkan yaitu sebesar 145%,” kata Herry. Untuk beberapa debitur yang masih mempunyai prospek, BNI akan melakukan remedial. Selain itu tindakan terakhir adalah menjual agunan dan litigasi untuk menyelesaikan NPL.

Bukopin mengaku juga akan melakukan restrukturisasi dan litigasi untuk menurunkan NPL. Pada kuartal 1 2017, NPL Bukopin diproyeksi 3% atau relatif sama dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara, Nixon mengatakan, saat ini, BTN sedang mengupayakan penyelesaian beberapa debitur komersial agar lebih cepat recovery. Selain itu BTN juga akan melakukan pembenahan di proses collection sehingga pada akhir tahun diharapkan NPL berada di angka 2,5% atau membaik dibandingkan 2016 sebesar 2,84%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×