kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bankir yakin kredit sektor perdagangan membaik


Rabu, 31 Januari 2018 / 16:32 WIB
Bankir yakin kredit sektor perdagangan membaik
ILUSTRASI. Tumpukan Uang di Bank BNI


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sampai dengan penghujung tahun 2017 lalu, kredit bank ke sektor perdagangan, hotel dan restoran terus melambat.

Lihat saja, dalam analisis uang beredar yang dirilis Bank Indonesia (BI) per November 2017, kredit modal kerja yang mengalir ke sektor perdagangan sebesar Rp 779,5 triliun. Angka ini naik 5,8% dibanding posisi yang sama tahun 2016 yaitu Rp 736,5 triliun.

Sementara untuk kredit investasi, sektor ini hanya naik tipis 1,9% menjadi Rp 205,9 triliun. Pun, jika dijabarkan menjadi sektor perdagangan dan ritel pertumbuhannya hanya sebesar 5,21% menjadi sebesar Rp 873,54 triliun.

Sejumlah bankir menilai, tren pelambatan pada sektor perdagangan memang telah terjadi sejak di pertengahan tahun 2017 lalu.

Hal ini salah satunya disebabkan oleh permintaan kredit dari sektor perdagangan belum sesuai harapan, dikarenakan kondisi ekonomi yang masih belum stabil.

Meski begitu, Direktur Utama PT Bank Mayapada Internasional Tbk Hariyono Tjahjarijadi menilai, hal ini berpotensi untuk mengalami perbaikan di tahun 2018.

Hal ini bisa jadi terlihat dari perbaikan dari sisi kualitas kredit atau non-performing loan (NPL) sektor perdagangan secara tahunan dari 4,77% di November 2016 menjadi 4,34% November tahun lalu.

"Kurang lebih kondisi di Bank Mayapada sama dengan industri, namun kami meyakini bahwa di tahun 2018 akan lebih membaik," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (31/1).

Bank milik taipan ini menilai sektor ini memang menjadi salah satu andalan penyaluran kredit perseroan. Hariyono menyebut, total penyaluran kredit Bank Mayapada ke sektor perdagangan tercatat ada di kisaran 18% sampai 20%. Adapun, pertumbuhannya secara tahunan cukup tipis yakni sebesar 7% sampai 8%.

"Cukup banyak portofolio kami ke perdagangan, NPL cukup rendah di bawah 3% sesuai industri," paparnya.

Asal tahu saja, berdasarkan laporan keuangan bank per November 2017, Bank Mayapada telah menyalurkan kredit hingga Rp 55,91 triliun, tumbuh signifikan 22,85% secara tahunan dari tahun sebelumnya sebesar Rp 45,51 triliun.

Berbeda dengan Hariyono, Direktur Keuangan PT Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta (Bank DKI) Sigit Prastowo mengatakan pihaknya justru mencatatkan pertumbuhan cukup signifikan dari penyaluran kredit yang ditopang sektor perdagangan.

Menurutnya, hal ini terlihat dari pertumbuhan di segmen UMKM terutama kredit mikro yang naik tajam 103% secara tahunan di akhir tahun 2017 lalu.

"Kalau konteksnya perdagangan, di Bank DKI tumbuh 9,1% secara total kredit. Per segmennya, mikro tumbuh paling baik 103%," ungkap Sigit.

Hal ini menurutnya, dikarenakan Bank DKI telah bekerjasama dengan BUMD yang bergerak untuk memberdayakan para pedagang di pasar-pasar Jakarta. Tapi memang, jika liat dari segmen yang lain masih belum tumbuh secepat mikro.

"Secara persentase memang kencang mikro, tapi nominalnya tidak banyak. Jadi tidak berpengaruh banyak. Kami tetap fokus di mikro dan usaha kecil," ujarnya.

Tidak tanggung-tanggung, untuk segmen mikro pihaknya memasang target konservatif di level 50% tahun ini. Sigit optimis di tahun 2018, kondisi ekonomi cenderung lebih membaik dibanding tahun lalu. Alhasil, permintaan kredit dari sektor perdagangan pun kemungkinan bakal meningkat.

Senada, Direktur Utama PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja mengatakan secara keseluruhan, pertumbuhan kredit perseroan mencapai 14% di sepanjang tahun 2017 lalu. Kendati tidak menyebut angka persisnya, Parwati menyebut untuk sektor perdagangan baik kredit investasi dan modal kerja tumbuh dua digit.

"NPL pun terjaga di bawah 1% untuk sektor perdagangan," katanya. Meski begitu, perseroan memang tidak menjadikan sektor perdagangan sebagai andalan kredit tahun ini.

Bank yang terafilisasi dengan Grup OCBC ini justru menyasar sektor pertanian atau agrikultur, konstruksi dan infrastruktur untuk menopang kenaikan kredit tahun 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×