kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini konsolidasi Stanchart dan Permata


Rabu, 03 Mei 2017 / 07:28 WIB
Begini konsolidasi Stanchart dan Permata


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sanny Cicilia

AKARTA. Standard Chartered Bank Indonesia (Stanchart Indonesia) memastikan akan menggabungkan sahamnya dengan saham PT Bank Permata Tbk. Langkah ini merupakan upaya untuk memenuhi aturan single presence policy (SPP) alias aturan kepemilikan tunggal bank.

Stanchart sendiri menjadi pemilik saham dua entitas bank tersebut. Penggabungan saham ini dilakukan untuk menjadi entitas tunggal di Indonesia.

Rino Donosepoetro, Chief Executive Officer (CEO) Standard Charteres Bank Indonesia mengatakan, terdapat sejumlah opsi yang sedang ditimbang-timbang Stanchart untuk memenuhi aturan kepemilikan tunggal tersebut.

Pertama, dengan menjual salah satu aset Stanchart, kemudian melakukan penambahan investasi di salah satu aset yang lain.

Opsi kedua, dengan menambah kepemilikan saham di Bank Permata, lalu kemudian digabungkan (merger) dengan Stanchart Indonesia.

Aturan mengenai kepemilikan tunggal sendiri tertuang dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No 8/16/PBI/2006. Kami masih melakukan dialog dengan regulator terkait ini, tutur Rino, Selasa (2/5).

Stanchart sendiri belum memastikan kapan penggabungan saham di Bank Permata dan Stanchart Indonesia akan diwujudkan. Rino belum mau memberikan informasi lebih detail soal ini.

Saat ini Stanchart sedang fokus meningkatkan kinerja Bank Permata. Hal ini dilakukan lewat penambahan modal lewat aksi penerbitan saham baru atawa rights issue yang dilaksanakan bank Permata.

Rino mengatakan, Indonesia merupakan pasar bisnis yang cukup penting bagi Standard Chartered Bank. Hal ini karena potensi pasar perbankan Indonesia masih sangat besar.

Mengenai kabar ketertarikan Chairman Grup Mayapada, Dato Sri Tahir yang berminat membeli saham Bank Permata milik Stanchart, Rino enggan mengomentari. Ia tidak mengetahui apakah sudah ada permohonan dari Tahir atau belum soal ini.

Yang jelas, pernytaan yang disampaikan Rino terkait masa depan Stanchart Indonesia sejalan dengan pernyataan CEO Stanchart Bank, Bill Winters seperti diberitakan Financial Times, 26 Februari silam. Kala itu, Winters menyatakan tidak akan menjual saham Bank Permata. Bahkan dia bilang, Stanchart akan membuka pembicaraan untuk membeli saham Bank Permata milik PT Astra International Tbk (ASII).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×