kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis wealth management di bank kian subur


Kamis, 12 April 2018 / 11:18 WIB
Bisnis wealth management di bank kian subur
ILUSTRASI.


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan kian getol menggarap bisnis pengelolaan dana nasabah kaya atau wealth management. Maklum dalam beberapa tahun ke depan, bisnis wealth management diproyeksikan akan tumbuh signifikan. Ini seiring semakin banyaknya kelas menengah yang sudah naik kelas menjadi masyarakat kelas atas.

Riset terbaru PT Pricewaterhouse Coopers (PwC) menyebutkan pertumbuhan bisnis pengelolaan nasabah kaya di wilayah Asia Pasifik bisa naik 11,8% secara year on year (yoy) dalam dua tahun ke depan. Angka tersebut lebih tinggi dari angka pertumbuhan global yang sebesar 5,5%.

Pangsa pasar wealth management di wilayah Asia diprediksi bisa menjadi dua kali lipat lebih di 2025 mendatang mencapai US$ 39,1 triliun atau setara 26,9% dari pangsa pasar global.

Sejumlah bankir pun optimistis melihat potensi pertumbuhan bisnis wealth management ke depan. Apalagi pencapaian sampai kuartal I tahun ini cukup baik. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) misalnya, mencatat dana kelolaan bisnis wealth management sebesar Rp 35 triliun sampai kuartal I 2018.

Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA mengatakan, dari jumlah total dana kelolaan tersebut mayoritas dalam bentuk obligasi dan bancaassurance. "Dalam bentuk obligasi Rp 18,2 triliun, bancaassurance Rp 12,7 triliun dan reksadana Rp 4 triliun," kata Jahja, Rabu (11/4).

Untuk meningkatkan bisnis ini BCA sudah menyiapkan beberapa strategi. Pertama, memetakan kebutuhan nasabah sesuai segmen. Kedua, bekerjasama dengan para mitra bisnis baik perusahaan asuransi maupun manajer investasi.

Inovasi produk

Sementara PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menargetkan dana kelolaan bisnis wealth management pada 2018 ini bisa mencapai Rp 130,7 triliun, atau tumbuh sebesar 14% dari tahun lalu. Pada 2017 lalu pertumbuhan dana kelolaan wealth management BNI sebesar 14% menjadi Rp 114,7 triliun.

Adi Sulistyowati Direktur Hubungan Kelembagaan BNI mengatakan, pihaknya juga memproyeksikan jumlah nasabah di 2018 ini bisa naik. "Target ini seiring dengan realisasi bisnis wealth management yang cukup baik sepanjang 2017 lalu," kata Susi, Rabu (11/4).

Untuk meningkatkan bisnis di sektor ini, BNI sudah mempunyai beberapa strategi. Misalnya dengan meluncurkan variasi produk investasi dan penerapan digitalisasi produk wealth management.

Selain itu BNI mengoptimalkan kantor cabang luar negeri yang kini sudah ada di tujuh negara. Juga dengan meningkatkan kapabilitas tenaga relationship manager dan investment specialist. BNI juga akan memanfaatkan penunjukkan sebagai mitra distribusi sebagai penjual surat berharga negara (SBN) ritel pada Mei 2018 mendatang.

Anto Prabowo, Deputi Komisioner Manajemen Strategis dan Logistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berpendapat, OJK sebagai regulator mendukung bank mengembangkan dan berinovasi di produk wealth management. "Industri perbankan bisa berinovasi dan mengembangkan produk baik sendiri maupun bermitra strategis," kata Anto, Rabu (11/4).

Dalam hal ini, OJK lebih memastikan pengelolaan risiko dan aspek perlindungan konsumen agar bisa terjaga dengan baik. Sayangnya OJK belum bisa merinci berapa potensi bisnis wealth management secara industri di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×