Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) ingin percepat implementasi kartu debit perbankan menggunakan teknologi chip pada 2019.
Menanggapi rencana ini, Senior Vice President Customer Deposit PT Bank Mandiri Tbk Trilaksito Singgih H mengatakan pihaknya menjalankan migrasi kartu debit magnetic stripe ke chip sesuai dengan SE BI No 17/52/DKSP tanggal 30 Desember 2015.
"Untuk tahun 2019 mandatory chip terhadap jumlah kartu sebanyak 30% dimana angka 30% tersebut tidak termasuk rekening dengan saldo di bawah Rp 5 juta," ujar Singgih kepada Kontan.co.id Senin (9/7).
Meski demikian, Singgih menuturkan saat ini sudah ada sekitar 20% kartu debit berteknologi chip milik Bank Mandiri yang beredar di masyarakat. Sedangkan total kartu debit Mandiri saat ini mecapai 17,8 juta kartu. Namun, kartu yang memenuhi kewajiban BI tersebut hanya 15,2 juta kartu.
Singgih mengungkapkan secara teknologi, Bank Mandiri sudah siap dari semua aspek. Namun saat ini kendalanya adalah mengenai pasokan stok kartu chip.
"Kendalanya saat ini seluruh bank juga melakukan pemesanan kartu chip dengan jumlah vendor yang terbatas. Selain itu mengenai distribusi dan banyaknya jumlah kartu yang perlu dimigrasi chip memang memerlukan waktu agar proses migrasi berjalan lancar," jelas Singgih.
Sementara itu, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) berkomitmen untuk merampungkan migrasi kartu kredit berteknologi pita magnetik ke chip pada 2019.
Handayani, Direktur Konsumer BRI bilang saat ini total kartu debit BRI yg sudah berteknologi chip sekitar 4,7 juta kartu. Sayangnya Handayani tidak merinci jumlah total kartu debit BRI yang sudah beredar saat ini.
"Pada akhir 2018, BRI menargetkan dapat menyelesaikan hingga 40% dari total kartu yang beredar. Sisanya akan diselesaikan pada 2019," jelas Handayani kepada Kontan.co.id.
Guna menyukseskan imigrasi ini, BRI mengandeng tujuh vendor yang sudah tersertifikasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
