kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,27   6,81   0.74%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dana Pensiun tanam investasi ke deposito, obligasi


Selasa, 01 Agustus 2017 / 14:52 WIB
Dana Pensiun tanam investasi ke deposito, obligasi


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Industri dana pensiun masih mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan hingga paruh pertama tahun ini. Keranjang investasi di surat berharga negara (SBN) dan deposito punya porsi terbesar dalam portofolio yang dikelola.

Menilik data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sampai bulan Juni 2017, dana investasi yang dikelola dana pensiun tercatat sebesar Rp 245,29 triliun. Angka ini mengalami kenaikan setinggi 7,2% dari posisi akhir 2016 yang sebanyak Rp 228,7 triliun.

Dari dana kelolaan sampai tengah tahun ini, sebesar 26,5% diantaranya diparkir di instrumen deposito. Porsi ini naik dari penghujug tahun lalu yang sebanyak 25%.

Sementara pada rentang waktu yang sama porsi dari instrumen SBN mengalami sedikit penurunan. Yakni dari 23,7% menjadi 23%.

Bila dibagi berdasarkan segmennya, Dana Pensiun Pemberi Kerja Program Pensiun Manfaat Pasti (DPPK-PPMP) mengelola dana investasi sebesar Rp 146,19 triliun sampai bulan Juni 2017. Dari dana sebesar ini, sebanyak 25% diantaranya disimpan di obligasi pemerintah.

Lalu 22,6% lainnya diinvestasikan di keranjang surat utang korporasi. Sementara porsi dan dana yang disimpan di deposito adalah sebanyak 13,6%.

Sedangkan Dana Pensiun Pemberi Kerja Program Pensiun Iuran Pasti (DPPK-PPIP) mengelola investasi sebesar Rp 27,4 triliun sampai tengah tahun ini. Sebesar 21,8% diantaranya ditempatkan di SBN dan di obligasi korporasi sebanyak 25,1%.

Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) jadi segmen yang paling banyak mengempit deposito. Dari dana investasi yang mencapai Rp 71,6 triliun, sebesar 56,9% atau setara RP 40,8 triliun diantaranya ditempatkan di instrumen tersebut.

Direktur Eksekutif Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Bambang Sri Muljanto mengatakan pengelola DPPK pada saat ini memang cenderung memiliki pendekatan investasi yang cukup konservatif. "Tren iklim investasi masih cukup menantang sehingga cari yang aman," kata dia, Selasa (1/8).

Terlebih DPPK juga punya kewajiban untuk mengalokasikan setidaknya 30% dari dana investasi ke keranjang SBN. Sehingga pencarian instrumen tersebut menjadi salah satu prioritas yang dikejar pengelola DPPK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×