kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Deras di awal tahun, fintech lending akan revisi target


Senin, 19 Februari 2018 / 12:00 WIB
Deras di awal tahun, fintech lending akan revisi target


Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masih seumur jagung, pembiayaan perusahaan teknologi finansial berbasis peer to peer (P2P) lending terbilang pesat. Maklum, bisnis ini tergolong startup alias rintisan sehingga potensi pertumbuhannya masih tinggi.

PT Investree Radhika Jaya (Investree), semisal, di tahun lalu menyalurkan pembiayaan Rp 535 miliar atau naik sekitar 1.000% dari tahun sebelumnya. Nah, di bulan Januari 2018, total outstanding pembiayaan Investree sudah menggelembung menjadi
Rp 606 miliar.

Melihat pencapaian tersebut, Chief Executive Officer (CEO) Investree Adrian Gunadi mengatakan, ada kemungkinan pihaknya merevisi target pembiayaan di tahun ini. Sebelumnya, Investree menargetkan total pembiayaan mencapai Rp 1 triliun pada tahun ini. “Kami lihat nanti pada bulan Juni ada revisi,” kata Adrian.

Adrian optimistis target pembiayaan di tahun ini bakal tercapai lantaran Investree telah melakukan berbagai kerjasama dengan e-commerce. Sekedar catatan, Investree kini sudah menggaet Tokopedia, Lazada, dan Bukalapak.

Bukan itu saja, Investree di tahun ini akan bekerjasama dengan perbankan untuk menyalurkan pembiayaan. Namun, Adrian belum bisa menyebut nama bank yang akan dijadikan sebagai mitra bisnis. “Masih finalisasi, mudah-mudahan semester satu sudah bisa disampaikan,” jelasnya.

Pada awal tahun 2018, Investree juga sudah meluncurkan produk P2P lending yang berbasis syariah. Diharapkan dari target pembiayaan
Rp 1 triliun di tahun ini, pinjaman syariah Investree bisa berkontribusi 20%.

CEO Modalku Reynold Wijaya juga meyakini pertumbuhan pinjaman perusahaannya akan tumbuh signifikan di tahun ini. Hingga Januari 2018, Modalku yang juga menggarap pasar di Asia Tenggara telah menyalurkan total pinjaman Rp 1,15 triliun, naik dari posisi bulan Desember 2017 sebesar Rp 1 triliun.

Khusus di Indonesia, Reynold mengatakan, sejak akhir tahun lalu hingga  pertengahan Februari 2018, pihaknya telah menyalurkan pinjaman baru senilai Rp 100 miliar, atau secara total mencapai Rp 600 miliar.

Reynold belum bisa menyebutkan target pembiayaan di tahun ini. Baginya, yang lebih penting yakni mengupayakan agar perusahaan P2P lending bisa mendapat kepercayaan dari publik. “Karena kami hanya bisa berkembang kalau publik percaya kami,” kata Reynold.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×