kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

E-banking jadi mesin kenaikan fee based income BNI


Rabu, 25 Oktober 2017 / 19:06 WIB
E-banking jadi mesin kenaikan fee based income BNI


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank mencatat pertumbuhan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) di kuartal III 2017 lebih rendah dibanding pendapatan berbasis komisi atau fee based income (FBI).

PT Bank Negara Indonesia Tbk atau BNI misalnya yang mencatat fee based tumbuh sebanyak 15,1% secara tahunan atau year on year (yoy). Sebaliknya, NII perseroan hanya tumbuh satu digit yakni 7,5% secara tahunan menjadi Rp 23,51 triliun.

Sementara pendapatan bunga mengalami peningkatan sebesar 10,9% secara yoy menjadi sebesar Rp 35,39 triliun di kuartal III 2017.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Direktur BNI Herry Sidharta mengatakan peningkatan fee based tersebut memang menjadi salah satu strategi perseroan.

Hal ini sejalan dengan pengembangan teknologi perbankan digital atau e-banking perseroan. Menurutnya, pengembangan e-banking berdampak signifikan pada peningkatan fee based perseroan khususnya transaksi non tunai.

Gambaran saja, merujuk pada paparan kinerja kuartal III 2017, BNI berhasil meraup fee based dari e-banking sebesar Rp 940 miliar atau naik dari posisi periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 882 miliar atau tumbuh 6,6% secara yoy.

Selain pemanfaatan teknologi, Herry menyebut pendapatan non bunga mayoritas datang dari optimalisasi 8 outlet BNI yang tersebar di luar negeri antara lain New York, London, Hong Kong, Tokyo, Singapura, Seoul, Myanmar dan Osaka.

"Kami juga eskpansi di luar negeri melalui cabang-cabang kita di luar, growth base dan laba kantor cabang luar negeri (KCLN) kita dari tahun ke tahun cukup signifikan," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Rabu (25/10).

Adapun, jika dirinci pertumbuhan fee based bank berlogo 46 ini mayoritas berasal dari segmen konsumer dan ritel yakni transaksi di account maintenance, bisnis kartu, ATM, bancassurance dan remitansi.

Hanya saja, remitansi tumbuh paling tinggi mencapai 29,6% menjadi Rp 138 miliar secara yoy. Disusul oleh bancassurance 19,2%. Sementara porsi terbesar mesin pembentuk fee based BNI masih berasal dari account maintenance yang naik 11,8% yoy menjadi Rp 1,17 triliun dan bisnis kartu 11,5% yoy.

"Kita juga memanfaatkan e-banking untuk transaksi non tunai, penyaluran kredit kepada debitur korporasi, pemanfaatan bancassurance dan trade finance," tambah Herry.

Ke depan, pihaknya menyebut masih akan mempertahankan strategi bisnis digital dan kelengkapan produk guna menggenjot kenaikan fee based. Terutama, optimalisasi KCLN baik untuk pendanaan maupun penyaluran kredit serta trade finance.

Sementara, hingga akhir tahun Herry belum dapat merinci besaran target penerimaan pendapatan komisi perseroan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×