kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45938,20   9,85   1.06%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Genjot kredit ritel, Bank Mandiri raih fee Rp 14 T


Rabu, 25 Oktober 2017 / 21:34 WIB
Genjot kredit ritel, Bank Mandiri raih fee Rp 14 T


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sampai dengan sembilan bulan pertama, PT Bank Mandiri Tbk berhasil memupuk kenaikan laba mencapai 25,4% menjadi Rp 15,07 triliun.

Pun, kinerja tersebut juga ditopang oleh penerimaan pendapatan berbasis komisi atau fee based income (FBI) perseroan yang meningkat cukup tajam.

Dalam paparan kinerja kuartal III 2017 Bank Mandiri mengumumkan pihaknya berhasil meraup fee based sebesar Rp 16,84 triliun. Jumlah tersebut naik 18,4% jika dibandingkan dengan pencapaian periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 14,22 triliun.

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatkaan pendapatan berbasis komisi tersebut banyak diperoleh dari segmen wholesale sebanyak 45% dari total fee based dan sisanya 55% datang dari ritel.

"Wholesale khususnya nasabah korporasi paling tinggi di forex, fee based kami 30% volumenya berasal dari sektor perdagangan," kata Kartika di Jakarta, Selasa (24/10).

Benar saja, jika dirinci memang pendapatan provisi, komisi dan transaksi valas Bank Mandiri menyumbang sebanyak Rp 11,22 triliun dari total fee based perseroan. Jumlah ini meningkat 13,7% ketimbang pencapaian kuartal III 2016 sebesar Rp 9,87 triliun.

Sementara dari sisi persentase pertumbuhan, keuntungan perseroan dari surat berharga melompat cukup tinggi dari Rp 672 miliar di September 2016 menjadi Rp 926 miliar di September 2017 atau naik 37,8% secara tahunan.

"Realisasi penjualan bond atau obligasi sampai kuartal III 2017 cukup profitable," kata pria yang akrab disapa Tiko.

Tidak hanya dari bisnis tresuri saja, transaksi ritel perseroan juga meningkat signifikan. Dus, hal ini membuat pendapatan komisi yang berasal dari transaksi nasabah perseroan ikut menanjak.

Tiko menyebut, kenaikan transaksi ritel ini salah satunya ditopang banyak oleh peningkatan mobile banking dan perbankan digital perseroan.

Gambaran saja, transaksi melalui e-channel bank berlogo pita emas ini dalam periode Januari-September 2017 mencapai 2,31 miliar transaksi atau tumbuh 14,6% secara yoy.

Tidak hanya itu, kredit ritel perseroan secara tahunan juga tumb uh 13,9% mencapai Rp 211,2 triliun dengan porsi 34,9% dari total kredit secara bank only Mandiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×