Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Beberapa bankir mempunyai harapan besar terkait dengan pemilihan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ke depannya. Hal ini karena kedepannya tantangan perbankan akan semakin besar dengan adanya masyarakat ekonomi ASEAN perbankan 2020.
Beberapa bankir berharap OJK bisa semakin baik dan relevan dengan perkembangan industri. Selain itu bankir juga berharap agar komunikasi antara regulator dengan industri perbankan yang sudah cukup baik bisa berlanjut.
Hariyono Tjahjarijadi Direktur Utama Bank Mayapada mengatakan, diharapkan ke depannya OJK bisa makin fokus dan melakukan review kembali biaya yang dibebankan ke industri keuangan. Saat ini menurut Hariyono, pungutan atau iuran untuk perbankan semakin banyak.
Selain OJK tercatat beberapa lembaga lain seperti Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) juga mengenakan premi pungutan. Terakhir LPS menarik premi pungutan terkait restrukturisasi.
Adanya beberapa pungutan ini akan membuat kemampuan bank dalam menghasilkan margin semakin tipis. Imbasnya bisa membuat industri perbankan bisa berat bersaing mendekati MEA perbankan.
Imam Teguh Saptono, Direktur Utama BNI Syariah mengharapkan OJK bisa membangun risk awarness dan menjadi early warning bagi lembaga keuangan. "OJK diharapkan bisa mampu menjadi katalisator dan pemecah masalah secara cepat yang bisa menangani lembaga keuangan yang bermasalah," ujar Imam.
Ferdian Satyagraha, Sekretaris Perusahaan Bank Jatim mengatakan, sinergi dan pembinaan kepada BPD diharapkan bisa dilakukan dengan program peningkatan human capital dan teknologi informasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
