kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga properti naik, bank optimistis permintaan KPR tetap bakal naik


Jumat, 09 Februari 2018 / 20:29 WIB
Harga properti naik, bank optimistis permintaan KPR tetap bakal naik
ILUSTRASI. Manfaat KPR


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) dalam survei harga properti residensial menyebutkan harga properti residensial pada triwulan IV 2017 secara triwulanan meningkat sebesar 0,55% (quarter to quarter/qtq). Jumlah ini sedikit lebih tinggi dibandingkan 0,5% qtq pada triwulan sebelumnya.

Secara tahunan, indeks harga properti juga meningkat lebih tinggi dari triwulan sebelumnya, dari 3,32% year on year (yoy) menjadi 3,5% yoy. BI juga menyebutkan, pertumbuhan harga ini terjadi pada semua tipe rumah, terutama pada rumah tipe menengah yang naik sebanyak 0,79% qtq.

Sejalan meningkatnya penjualan properti residensial, penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) pada triwulan IV 2017 juga menunjukan kenaikan. Lebih lanjut bank sentral memprediksi harga properti residensial dan harga properti tetap akan terus mengalami kenaikan di triwulan I 2018.

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menilai, tren peningkatan permintaan perumahan tetap akan meningkat tahun ini meski harga properti cenderung naik.

"Kami optimistis tahun 2018 ini pasar properti lebih baik daripada sebelumnya," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (9/2). Bank bersandi emiten BBTN ini mengharapkan pertumbuhan dari semua jenis produk KPR yakni KPR subsidi yang diharapkan tumbuh 19% secara yoy menjadi Rp 25 triliun.

Sedangkan untuk KPR non subsidi, ditargetkan mengalami pertumbuhan menjadi sebesar Rp 21 triliun atau sekitar 28% secara yoy.

Beberapa strategi untuk menyerap pasar KPR yang dilakukan BTN antara lain lewat produk KPR Zero. "Program ini memberikan keringanan untuk debitur yang hanya membayar cicilan bunga saja untuk dua tahun pertama (grace period pokok)," jelasnya.

Untuk KPR jenis ini, KPR Zero BTN menyasar segmen masyarakat menengah. Khususnya masyarakat berpenghasilan tetap atau fixed income. Untuk saat ini bunga KPR BTN untuk fix income dipatok 8% fixed 3 tahun dan 9% fixed 5 tahun.

Sebagai tambahan informasi saja, hingga akhir 2017, Bank BTN telah menyalurkan kredit perumahan sekitar Rp 140 triliun (unaudited) atau naik 20,41% secara yoy dari Rp 116,54 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.

Tak hanya BTN, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga mengatakan, tahun lalu pertumbuhan kredit perumahan cukup stabil. Meski tidak merinci secara detail, Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja membeberkan realisasi KPR tahun lalu menembus Rp 79 triliun.

Jika memakai pencapaian outstanding KPR tahun 2016 lalu yang mencapai Rp 63,95 triliun, jumlah tersebut meningkat sebanyak 23% secara yoy. "Di BCA KPR itu untuk cicilan saja Rp 1 triliun per bulan. Artinya setahun bisa ada Rp 20 triliun ruang untuk pertumbuhan," ujar Jahja saat ditemui di Jakarta, Jumat (9/2).

Secara terpisah, EVP Konsumer BCA Felicia Mathilda Simon mengatakan, tahun ini pihaknya berharap pertumbuhan kredit perumahan bakal lebih deras dibanding tahun lalu. Secara konservatif BCA mematok pertumbuhan sebesar 8% sampai 9% secara yoy untuk KPR. Sementara untuk non performing loan (NPL) KPR, BCA mencatat hanya sebesar 0,98% atau lebih rendah dibanding rata-rata industri yang mencapai 2%.

"Tahun lalu KPR kami tutup Rp 79 triliun dengan rata-rata ticket size Rp 1 miliar per unit," ungkapnya.

Untuk mendorong pertumbuhan tersebut, BCA juga sudah memiliki sejumlah strategi peningkatan KPR. Terbaru, BCA mengeluarkan promo KPR dengan bunga 5,61% fixed selama 2 tahun dengan batas atas bunga (cap) 6,61%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×