kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Induk asuransi BUMN untuk memperkuat bisnis


Rabu, 18 April 2018 / 11:23 WIB
Induk asuransi BUMN untuk memperkuat bisnis
ILUSTRASI. Asurasi Jasaraharja Putra


Reporter: Umi Kulsum | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pemerintah membentuk induk usaha asuransi badan usaha milik negara (BUMN) terus bergulir. Perusahan asuransi pelat merah mengaku pembentukan holding menjadi katalis positif yang bisa memperkuat bisnis perusahaan asuransi BUMN.

Sebelumnya, Gatot Trihargo, Deputi Kementerian BUMN Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan, mengatakan, tujuan pembentukan holding asuransi BUMN ini agar bisa merebut pangsa pasar 40% di industri ini dalam beberapa tahun mendatang.

Direktur Operasi Ritel PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) Sahata L. Tobing pun berharap, dampak dari langkah pemerintah membentuk holding ini akan membuat kualitas sumber daya manusia (SDM) dan pengembangan teknologi jauh lebih baik. Sehingga, berefek pada layanan yang akan diberikan.

Selain itu, Plt. Direktur Utama PT Asuransi ASEI Indonesia Riduan Simanjuntak menilai, holding akan meningkatkan sinergi sehingga ada pembagian lahan yang jelas. Selain itu, kapasitas reasuransi juga makin besar.

Tak hanya itu, pembentukan holding bisa membuat lebih banyak produk yang dibutuhkan masyarakat maupun pemerintah. "Penetrasinya juga semakin luas, dari jaringan hanya puluhan jadi ratusan. Inklusi keuangan pun akan ikut meningkat," ujar Sahata, Selasa (17/4).

Lebih dipercaya

Dengan kapasitas yang kuat, kata Sahata, holding asuransi juga dapat dengan mudah bekerjasama dengan mitra internasional. Seperti kerjasama pengembangan produk. Sebab melalui induk, modal yang disetor bisa lebih besar dan menambah kepercayaan asing.

Misal dari modal hanya Rp 10 triliun dengan holding bisa menjadi Rp 20 triliun. "Makin besar akan semakin dipercaya," imbuh Sahata.

Sampai akhir 2017, Jasindo memiliki aset Rp 13 triliun. Nominal ini diperkirakan semakin bertumbuh dengan adanya holding asuransi. "Dengan modal yang besar, diharapkan penggunaan reasuransi asing juga bisa berkurang," kata Sahata.

Kementerian BUMN sudah memutuskan perusahaan yang menjadi holding BUMN asuransi ini adalah PT Jasa Raharja. Pertimbangannya, kinerja keuangan Jasa Raharja lebih bagus ketimbang perusahaan asuransi BUMN lain.

Tahun lalu, Jasa Raharja mengantongi laba senilai
Rp 2 triliun. Jasa Raharja memperkirakan laba tahun ini hanya Rp 1,8 triliun.  Sedangkan iuran yang dikantongi sebesar Rp 5,5 triliun di 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×