kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kalah dari unitlink, asuransi tradisional diprediksitumbuh tipis tahun ini


Minggu, 13 Mei 2018 / 17:41 WIB
Kalah dari unitlink, asuransi tradisional diprediksitumbuh tipis tahun ini
ILUSTRASI. Ilustrasi perencanaan keuangan - asuransi keluarga


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan produk tradisional perusahaan asuransi jiwa diprediksi bakal tumbuh walaupun tidak signifikan di tahun ini. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) memproyeksi produk ini bakal tumbuh tipis, atau sama dengan pencapaian di tahun 2017.

Merujuk data AAJI sampai akhir 2017, total premi yang terkumpul sekitar Rp 254,22 triliun. Dari nilai itu, produk tradisional menyumbang 46,9%, sedangkan produk unitlink menyumbang porsi yang lebih besar yaitu 53,1%.

Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu mengakui, bahwa saat ini nasabah lebih tertarik membeli produk asuransi unitlink. Akibatnya, produk unitlink lebih mendominasi porsi total pendapatan premi asuransi jiwa secara nasional, jika dibandingkan produk tradisional.

“Kebetulan beberapa tahun belakangan ini produk unitlink dianggap memenuhi kebutuhan konsumen saat ini. Tak heran kalau hampir 90% perusahaan asuransi jiwa menjual produk unitlink,” kata Togar kepada Kontan.co.id, Minggu (13/5).

Ia menyebut, rendahnya porsi asuransi jiwa tradisional karena tingkat pemahaman masyarakat terkait produk tersebut masih rendah. Kemudian, produk tradisional hanya menawarkan layanan proteksi jiwa, sedangkan produk unitlink bisa memberikan imbal hasil dari sisi investasi.

Meski produk asuransi unitlink masih mendominasi sampai akhir tahun ini, AAJI menilai masih ada peluang bagi produk tradisional untuk mendominasi. Alasannya, kebutuhan produk proteksi diri di masyarakat bisa berubah setiap tahun.

Saat ini produk asuransi jiwa tradisional menawarkan layanan asuransi pendidikan atau beasiswa dan perlindungan seumur hidup. Selain itu juga ada asuransi jiwa kredit yang tergabung dengan program kredit perumahan rakyat (KPR), Kredit Kepemilikan Mobil (KPM), kartu kredit dan lainnya.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga Februari 2018, pendapatan premi neto perusahaan asuransi jiwa mencapai Rp 31,02 triliun. Angka ini meningkat 57,46% dibandingkan Februari 2017 yaitu sebesar Rp 19,70 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×