Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah perjalanan wisatawan Indonesia setiap tahunnya selalu meningkat, baik untuk wilayah domestik maupun ke luar negeri. Hanya saja di tengah meningkatnya angka tersebut, kesadaran wisatawan Indonesia untuk mengasuransikan perjalanannya masih rendah.
Padahal asuransi perjalanan merupakan bagian penting yang tidak bisa dipandang sebelah mata dalam satu perjalanan wisata. Asuransi perjalanan sangat penting untuk menekan risiko di dalam perjalanan. Seperti sakit, kecelakaan, hingga kematian.
Dalam ajang Indonesia Tourism Outlook (ITO) 2018 beberapa pekan lalu, Country CEO AXA Indonesia yang juga President Director AXA General Indonesia, Paul Henri Rastoul menuturkan Indonesia baru mencakup 5% kesadaran dalam mengambil asuransi perjalanan.
"Masih di bawah Singapura 75% dan Malaysia 20%," ujar Paul Henri dalam keterangan yang diterima Kontan.co.id, Rabu (8/11).
Paul menyebutkan, berwisata atau travelling bagi sebagian besar masyarakat Indonesia sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Bahkan tidak sedikit yang menjadikannya sebagai kebutuhan.
Data menyebutkan tahun 2016 jumlah masyarakat Indonesia yang bepergian ke luar negeri mencapai 7 juta orang. Meningkat 6% dibanding tahun 2015.
Sementara hingga pertengahan tahun 2017, jumlah masyarakat Indonesia yang bepergian di lingkup domestik telah mencapai 200 juta orang. Target pemerintah sendiri, hingga akhir tahun 2017 mencapai 265 juta orang.
"Angka tersebut tentunya menjadi peluang, hanya saja PR-nya adalah edukasi market. Selama ini masyarakat Indonesia membeli asuransi perjalanan hanya untuk melengkapi persyaratan visa," kata Paul.
Lebih lanjut Paul berpendapat cara untuk dapat menumbuhkan awareness masyarakat terhadap asuransi perjalanan kerja sama yang simultan antara regulator, industri dan biro perjalanan untuk mengadopsi satu program untuk dilakukan secara bersama yang dapat meningkatkan kesadaran tentang asuransi terhadap masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
