kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kredit konsumer BNI Syariah naik 11,4% tahun lalu


Rabu, 28 Februari 2018 / 17:47 WIB
Kredit konsumer BNI Syariah naik 11,4% tahun lalu
ILUSTRASI. Bank BNI Syariah


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan pembiayaan PT Bank BNI Syariah sampai dengan akhir tahun lalu masih ditopang oleh segmen konsumer. Namun pada tahun ini, perseroan ini berupaya untuk meningkatkan pembiayaan segmen produktif.

Direktur Bisnis BNI Syariah Dhias Widhiyati mengungkapkan, tahun 2018 segmen pembiayaan segmen konsumen perseroan naik sebanyak 11,4% secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan dengan realisasi akhir tahun 2016 menjadi Rp 12,16 triliun.

Secara detil, Dhias menjelaskan, produk pembiayaan beragunan gaji alias BNI Syariah fleksi tumbuh tertinggi mencapai 22% dari Rp 130 miliar di tahun 2016 menjadi Rp 160 miliar pada akhir tahun 2017.

Dari segi nominal, pertumbuhan pembiayaan konsumer masih ditopang oleh pembiayaan perumahan atau BNI Syariah Griya Hasanah yang mencapai outstanding Rp 10,3 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 10,5% yoy dibandingkan capaian periode yang sama tahun 2016 sebesar Rp 9,3 triliun.

"Kredit untuk pembiayaan perumahan naik Rp 1 triliun secara tahunan, masih menjadi mayoritas di segmen konsumer," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (28/2).

Sementara itu, produk konsumer BNI Syariah yang lain yakni kartu pembiayaan tumbuh tipis 1% secara yoy. Meski tipis, Dhias menyebut pertumbuhan tersebut lebih baik ketimbang dua tahun sebelumnya yang justru mencatatkan penurunan alias minus.

Untuk tahun 2018, khusus pembiayaan konsumer anak usaha PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ini menargetkan pembiayaan dapat tumbuh di kisaran 10% sampai 12%. Artinya, memakai capaian akhir tahun lalu perseroan menarget outstanding pembiayaan konsumer mencapai Rp 13,37 triliun hingga Rp 13,61 triliun tahun ini.

Selain dari segi pertumbuhan, pihaknya juga berencana untuk lebih meningkatkan pembiayaan produktif. Pasalnya, dari total pembiayaan tahun 2017 sebesar Rp 23,6 triliun, sekitar 56% disumbangkan oleh segmen konsumer. Sementara 44% merupakan pembiayaan produktif.

"Kami ingin tingkatkan pertumbuhan pembiayaan produktif lebih besar dari konsumer, jadi porsinya 54% sampai 55% kredit konsumer, 45% sampai 46% dari produktif," kata Dhias.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×