kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45997,15   3,55   0.36%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kredit lesu, NPL kuartal I diproyeksi naik


Minggu, 26 Maret 2017 / 16:35 WIB
Kredit lesu, NPL kuartal I diproyeksi naik


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksi rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) pada kuartal I 2017 sedikit naik. Kenaikan NPL disebabkan pertumbuhan kredit pada kuartal I 2017 yang masih rendah.

Menurut Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III OJK, Irwan Lubis, NPL industri perbankan pada kuartal I 2017 diproyeksi di angka 3% atau naik dari kuartal I 2016 sebesar 2,83%.

“Kenaikan NPL ini karena pertumbuhan kredit di kuartal I 2017 akan lebih lambat dibandingkan kuartal setelahnya,” ujar Irwan, Sabtu (25/3).

Regulator mikroprudensial ini mendorong bank untuk menahan tekanan NPL dengan monitoring usaha yang lebih baik. Selain itu bankir juga dapat memanfaatkan ruang relaksasi aturan restrukturisasi kredit untuk menjaga performa debitur.

Berdasakan data OJK dalam statistik perbankan Indonesia (SPI), NPL industri perbankan pada awal tahun sedikit naik. NPL perbankan pada Januari 2017 sebesar 3,09% atau naik 36 bps secara tahunan atau year on year (yoy).

Jika dilhat lebih dalam, NPL perbankan pada awal tahun ini dikontribusikan oleh tiga sektor, yakni perdagangan, transportasi dan pertambangan. Rasio NPL tiga sektor perdagangan, transportasi dan pertambangan ini pada Januari 2017 berturut-turut adalah 4,64%, 5,08% dan 4,51%.

Sebagai gambaran, pada akhir 2016 lalu, NPL industri perbankan tercatat 2,93% atau naik dari 2015 sebesar 2,49%. Jumlah kredit bermasalah pada tahun lalu berasal dari beberapa bank besar.

Dari bank besar, pada 2016 lalu, Bank Permata merupakan salah satu penyumbang NPL terbesar. NPL bank Permata pada Desember 2016 sebesar 8,83% atau naik cukup besar yaitu 609 bps secara yoy. Kenaikan NPL Bank Permata yang cukup besar ini disumbang oleh debitur Garasindo. Irwan mengakui perusahaan importir mobil mewah ini merupakan salah satu penyumbang NPL bank berkode BNLI ini.

“Nilai (kredit bermasalah debitur Garasindo di Bank Permata) dibawah (Rp 1,2 triliun),” ujar Irwan kepada KONTAN.

Sampai saat ini, manajemen Bank Permata belum membalas pertanyaan yang diajukan KONTAN terkait kontribusi debitur Garansindo terhadap NPL bank patungan Astra dengan Standard Chartered ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×