kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kurs stabil, minat hedging melandai


Selasa, 22 Agustus 2017 / 12:35 WIB
Kurs stabil, minat hedging melandai


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Aksi lindung nilai (hedging) di sepanjang tahun tahun 2017 membukukan penurunan. Data yang terekam oleh Bank Indonesia (BI) menyebutkan, jumlah pelapor hedging pada kurtal I-2017 turun 3% jika dibandingkan kuartal IV 2016.

BI menyebutkan, perusahaan yang melakukan hedging selama kuartal I-2017 berjumlah 2.372 entitas atau setara 93% dari total 2.540 perusahaan yang punya utang luar negeri. Kalangan perbankan pun punya pandangan berbeda terkait hal tersebut.

Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja yang menyebut penurunan hedging hal wajar, lantaran banyak perusahaan memperkirakan nilai tukar rupiah akan stabil dalam beberapa waktu ke depan. Kalau sekarang tidak perlu hedging, karena masih stabil, sebab untuk hedging itu diperlukan biaya, kata Jahja dalam pesan singkatnya kepada KONTAN (4/9).

Jahja menambahkan, sebagian besar industri, seperti sektor keuangan memprediksikan kurs rupiah akan stabil di tahun ini. Salah satu faktornya dipicu keberhasilan program pengampunan pajak (tax amnesty). Amnesti pajak mendorong dana asing masuk, yang membantu kestabilan nilai tukar rupiah.

Kepala Divisi Treasury BCA, Branko Windoe menambahkan, dampak penurunan lindung nilai ke perbankan antara lain permintaan pinjaman menjadi ikut turun. Meskipun likuiditas bank terjaga, namun pendapatan non bunga atawa fee based akan turun. Loan to deposit ratio (LDR) turun, likuiditas bertambah, tapi potensi penerimaan bank juga turun, kata Branko.

Potensi meningkat

Direktur Treasury dan Internasional PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Panji Irawan berpendapat, penurunan hedging diakibatkan juga karena faktor harga komoditas. Selama delapan bulan di tahun 2017 ini harga komoditas turun, kata Panji. Meski demikian, volume transaksi hedging nasabah BNI tetap meningkat, terutama di sektor komersial.

Pada bulan Agustus ini, volume transaksi lindung nilai BNI naik 56%. Mayoritas untuk jangka waktu yang lebih singkat, ujar Panji.

Panji memperkirakan, ke depan volume transaksi lindung nilai berpotensi meningkat seiring kenaikan pertumbuhan ekonomi dan kepatuhan pelaku bisnis melakukan hedging.

Hingga akhir kuartal I-2017, nilai hedging di BNI naik menjadi menjadi US$ 6,61 miliar dibandingkan periode sama tahun 2016 yang senilai US$ 4,41 miliar.

Bank Indonesia (BI) selaku otoritas moneter terus mendorong penerapan hedging oleh badan usaha milik negara (BUMN). Tujuannya meningkatkan pengelolaan risiko valuta asing. Deputi Gubernur BI Perry Warijiyo mengingatkan, transaksi hedging kian penting seiring maraknya pembangunan infrastruktur yang juga dibiayai tak hanya dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×