kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba bank besar mulai bangkit


Jumat, 21 April 2017 / 11:33 WIB
Laba bank besar mulai bangkit


Reporter: Galvan Yudistira, Nina Dwiantika | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Kendati penyaluran kredit belum bisa ngebut, bank-bank papan atas masih bisa memanen laba di masa awal tahun ini. Kuartal I-2017 lalu, sejumlah bank besar masih mencatatkan pertumbuhan laba dengan salah satu penopang utamanya pendapatan berbasis komisi.

Tengok saja rapor kinerja Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Central Asia (BCA) yang terbit Kamis (20/4). Sepanjang tiga bulan pertama di tahun ini, BRI mencetak kenaikan laba sebesar 5,5% menjadi Rp 6,47 triliun.

Bernasib lebih baik, Bank Central Asia (BCA) mencetak laba Rp 5 triliun per akhir kuartal I-2017, naik 10,7% secara tahunan. Dari lima bank besar yang sudah merilis laporan keuangan, Bank Tabungan Negara (BTN) termasuk mencetak pertumbuhan laba tinggi yakni naik 21% .

Laba Bank Permata juga melesat hingga sebesar 220% karena tertolong turunnya pencadangan kredit sebesar 57% menjadi Rp 670 miliar pada kuartal I-2017.

Meski laba belum mampu tumbuh tinggi, bisnis inti bank masih melaju kencang. Dari sisi kredit, bank pelat merah (BUMN) memang mampu mencetak pertumbuhan lebih tinggi karena tertolong proyek pemerintah.

Sementara bank swasta masih seret. Kredit BCA, semisal, hanya tumbuh 9,4%. Sementara Bank Permata menahan diri menyalurkan kredit karena fokus bersih-bersih kredit macet.

Mesin pertumbuhan laba BRI yakni kredit yang tumbuh 16,40%. Alhasil, pendapatan bunga bersih naik 12,72% menjadi Rp 17,2 triliun.

"Kenaikan kinerja didorong oleh pertumbuhan kredit diatas rata rata dan kenaikan fee based income," ujar Suprajarto, Direktur Utama BRI, Kamis (20/4). Di kuartal I, fee based BRI melompat 29,3% jadi Rp 2,5 triliun.

Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja menyatakan, kenaikan laba bersih karena pendapatan non bunga tumbuh tinggi sebesar 12,2% menjadi Rp 3,43 triliun. Namun, perlambatan pertumbuhan kredit membuat BCA hanya mencetak kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 3,1% menjadi Rp 10,07 triliun per akhir Maret 2017.

BCA optimistis ekonomi akan membaik sehingga kredit bisa dipacu tumbuh 8%-9% pada tahun ini. "Ke depan, kami akan meningkatkan pendapatan non bunga untuk menjaga pertumbuhan laba bersih," kata Jahja.

Sementara BRI menargetkan laba bersih tumbuh 3%-5% dengan meningkatkan pendapatan bunga. Bank ini akan memacu kredit hingga tumbuh 12%-14% di akhir 2017.

Meski demikian, BRI dan BCA kompak menilai bahwa pengetatan likuiditas bakal membatasi pergerakan bank sehingga bisa mengganjal target tersebut. Menurut Jahja, likuiditas saat ini belum cukup untuk mendanai kredit jangka panjang seperti infrastruktur. Dus, BCA dan BRI kompak meminta pelonggaran aturan rasio giro wajib minimum (GWM) agar meraih obat kuat likuiditas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×