kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Likuiditas kelompok bank kelas menengah mengetat


Jumat, 08 Juni 2018 / 09:03 WIB
Likuiditas kelompok bank kelas menengah mengetat
ILUSTRASI. Uang rupiah


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Likuitas kelompok bank BUKU III mengetat. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memantau likuiditas bank-bank bermodal inti di atas Rp 5 triliun tersebut memiliki rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) di atas pasar.

Rasio likuiditas ketat lantaran bank BUKU III mencatat pertumbuhan kredit lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK). Hingga Maret 2018, kredit tumbuh 16,77% menjadi Rp 1.656,43 triliun, sedangkan DPK tumbuh 14,52% menjadi Rp 1.733,70 triliun.

Fauzi Ichsan, Kepala Eksekutif LPS mengatakan, LDR pada bank BUKU III tercatat sebesar 97,4%. "Ini lebih tinggi dari kelompok bank lainnya," kata Fauzi, Rabu (6/6).

Tercatat, kelompok BUKU I memiliki rasio LDR 78,9%, kemudian LDR bank BUKU II sebesar 78,7%, serta BUKU IV mencatat rasio LDR 88,5%. Saat ini, batas atas rasio LDR maksimal 92%.

Keterbatasan likuiditas yang terjadi pada bank BUKU III belum mengkhawatirkan. LPS mempunyai beberapa strategi agar rasio LDR tidak naik lebih tinggi.

Misalnya, bank bisa menahan laju penyaluran kredit agar tidak ada desakan kebutuhan dana. Selain itu, untuk bank asing, bisa menurunkan LDR dengan mengakses pinjaman dari pusat yang mempunyai dana relatif murah terutama dana valuta asing (valas).

Opsi lain, bank menengah dapat mencari dana selain dari dana ritel, seperti penerbitan obligasi atau pinjaman antar bank.

Anika Faisal, Direktur Kepatuhan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) mengatakan, pihaknya tidak hanya mengandalkan dana pihak ketiga (DPK) sebagai sumber pendanaan. BTPN juga mempunyai alternatif non DPK untuk sumber dana.

BTPN mengaku beberapa kali melakukan pinjaman jangka panjang untuk memitigasi blended cost of fund yang lebih baik. Memang untuk pembiayaan jangka panjang memiliki miss match lebih tinggi.

Oleh karena itu, beberapa waktu lalu BTPN mencari pinjaman ke BCA. Pada semester kedua nanti, BTPN membuka peluang untuk mengambil pinjaman non DPK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×