Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bunga bank yang kian tipis akan menyebabkan margin makin terkikis. Bankir memproyeksikan, tren rasio margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) akan lambat di tahun 2018 karena suku bunga kredit mengarah ke bawah.
Saat ini, perbankan secara umum memiliki rasio NIM sebesar 5,35% per Agustus 2017. Angka ini turun 24 bps dibandingkan posisi NIM sebesar 5,59% per Agustus 2016.
Direktur Utama PT Bank Pan Indonesia Tbk (Panin) Herwidayatmo mengatakan, pihaknya memiliki NIM 4% lebih sedikit. "Tahun depan, dapat menjaga rasio NIM 4% saja sudah bagus," katanya kepada KONTAN, Jumat (20/10).
Menurut Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja, perbankan mengalami tren penurunan NIM sejak tahun 2017. Nah, margin akan terus terpangkas hingga tahun 2018 nanti.
Kendati demikian, bank akan menyiasati perolehan keuntungan tak hanya dari pendapatan bunga. Salah satunya dengan meningkatkan pendapatan non bunga dan efisiensi
Senada, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja memproyeksikan, margin bank akan sedikit tergerus atau flat di tahun depan. "Ini tergantung situasi ekonomi ke depan," ungkapnya.
Untuk itu, Wakil Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Herry Sidharta menilai, pihaknya akan mencari keuntungan dari pendapatan non bunga untuk tetap menjaga rasio NIM.
Bank pelat merah ini akan menjaga rasio NIM pada angka tertentu. Data terakhir, margin bunga bersih BNI menyusut sebesar 70 bps menjadi 5,5% di kuartal III-2017 dibandingkan posisi 6,2% pada kuartal III-2016.
Kepala Group Risiko Perekonomian dan Sistem Keuangan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Dody Arifianto berpendapat, secara umum, bank akan mencatat rasio NIM kisaran 5,2% di tahun depan.
Margin akan turun seiring dengan penyusutan biaya dana dan pemangkasan bunga kredit. Ke depan, bank mesti lebih giat mencari sumber pendapatan non bunga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
