kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Masa depan BJB di Banten belum jelas


Sabtu, 28 November 2015 / 15:10 WIB
Masa depan BJB di Banten belum jelas


Reporter: Issa Almawadi | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Rencana pembentukan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Banten membuat keberlangsungan investasi oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten di BPD Jabar dan Banten (Bank BJB) dipertanyakan.

Banyak pihak berharap, Pemprov Banten tidak melepas kepemilikan sahamnya di emiten bersandi saham BJBR tersebut.

Berdasarkan laporan keuangan Bank BJB per 30 September 2015, Pemprov Banten memiliki porsi kepemilikan saham sebesar 5,37%.

Jumlah ini belum termasuk saham milik pemerintah kota dan kabupaten di Banten sebanyak 7,76%.

Artinya, secara keseluruhan Banten menguasai 13,13% saham bank yang berdiri tahun 1961 itu.

Ahmad Irfan, Direktur Utama Bank BJB mengatakan, dirinya merespon positif rencana pembentukan BPD Banten.

Bank BJB mendukung aksi korporasi yang dilakukan pemegang sahamnya tersebut.

"Apalagi, kami yakin Pemprov Banten tak akan melepaskan kepemilikannya di BJB," kata Irfan belum lama ini.

Meski demikian, Irfan mengaku tidak mengetahui secara pasti rencana Pemprov Banten ke depan terhadap kepemilikannya di Bank BJB.

Irfan sendiri baru tahu rencana pembentukan BPD Banten dari media, dan mengganggap hal itu masih sebatas wacana.

Namun, "Jika memang kabar itu benar, kami tetap berharap Pemprov Banten tidak melepas kepemilikannya di Bank BJB," imbuh Irfan.

Pasar BJB di Banten

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga belum menerima proposal resmi soal pembentukan BPD Banten.

Nelson Tampubolon, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, mengungkapkan, rencana Pemprov Banten lewat Banten Global Development (BGD) membeli Bank Pundi untuk dijadikan BPD Banten masih diskusi awal.

"Proses formal ke OJK belum ada. Kalau tidak salah, baru proses due diligence," ujar Nelson ke KONTAN, Rabu.

Nelson juga belum tahu, apakah Pemprov Banten akan mencari bank lain untuk digabung dengan BPD Banten kelak.

Tapi, dia mengharapkan, wacana merger bisa masuk kajian Pemprov Banten, walau sulit mencari BPD untuk diakuisisi.

Cuma, Nelson berharap Banten tak melepas sahamnya di Bank BJB. Aset Bank BJB sendiri di wilayah Banten terbilang besar.

"Yang jelas, bisnis di Banten cukup bagus," kata Irfan.

Di provinsi paling Barat Pulau Jawa itu, Bank BJB punya delapan kantor cabang, 45 kantor cabang pembantu (KCP), 45 kantor kas, 39 payment point, 204 mesin kasir otomatis (ATM), 94 Waroeng BJB, 796 karyawan, dan 858.005 nasabah.

Dana pihak ketiga (DPK) Bank BJB asal Banten di BJB mencapai Rp 14,8 triliun, dengan nilai penyaluran kredit sebesar Rp 7,5 triliun dan laba Rp 656 miliar.

Secara total, hingga 30 September Bank BJB memiliki empat kantor wilayah, 62 kantor cabang, 312 KCP, 315 kantor kas, 133 payment point, dan 88 kantor fungsional.

Pada saat yang sama, Bank BJB mencetak pertumbuhan kredit 11,2% menjadi Rp 54,49 triliun.

Sedang DPK tumbuh 25,4% menjadi Rp 77,04 triliun dan total aset naik 21,5% ke posisi Rp 95,6 triliun, dari periode yang sama tahun 2014 sebesar Rp 78,73 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×