kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Modal tebal, kredit bank bisa menanjak di tahun ini


Rabu, 24 Januari 2018 / 21:08 WIB
Modal tebal, kredit bank bisa menanjak di tahun ini
ILUSTRASI. Uang Rupiah di Cash Center Bank Mandiri


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai sampai dengan akhir tahun 2017 rasio permodalan perbankan masih cukup tebal untuk melakukan ekspansi di tahun 2018.

Hal ini terlihat dari rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) perbankan yang berada di posisi 23,36%. Jika dibandingkan dengan rasio pada tahun 2016 jumlah tersebut terlihat mengalami peningkatan sebanyak 43 basis poin (bps) yakni sebesar 22,93%.

Melihat tren tersebut, Kepala Group Risiko Perekonomian dan Sistem Keuangan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menilai posisi CAR tersebut dapat memicu bank untuk meningkatkan porsi penyaluran kredit tahun ini.

"CAR yang tinggi akan berdampak positif karena akan meningkatkan kapasitas lending bank," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (24/1). Lebih lanjut, Doddy menyebut sepanjang tahun 2018 tren kenaikan modal masih akan terus berlanjut. Pasalnya, pada akhir tahun lalu sebagian besar perbankan telah melakukan perbaikan dari sisi kualitas kredit.

Hal ini dapat dilihat dari masih terkendalinya rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) yang berada di level 2,59%.

Adapun, pihaknya memprediksi pertumbuhan kredit 2018 bakal jauh lebih baik dibanding posisi tahun 2017 dengan peningkatan kredit mencapai 10% secara tahunan atau year on year (yoy).

Sementara itu, Ekonom Senior PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Andry Asmoro menyebutkan tahun ini dipastikan bakal memiliki sisi supply pendanaan yang cukup kuat. Hanya saja, kemampuan bank untuk menggenjot kinerja masih bergantung pada sisi permintaan kredit.

"Kalau kita lihat dari performa tahun lalu, hal yang membuat kredit lambat. yakni sisi supply dan bank juga fokus untuk perbaikan kualitas kredit," kata Andry.

Meski begitu, Andry menilai tahun ini bank akan lebih berani dalam menyalurkan kredit lantaran NPL telah berhasil ditekan. Adapun, untuk penyaluran kredit pihaknya optimis kredit bakal tumbuh di kisaran 11% sampai 12% maksimal.

Hanya saja dengan asumsi, ada perbaikan dari sisi permintaan kredit, pertumbuhan ekonomi dan beberapa sektor kredit yang membaik. "Dari sisi CAR dan likuiditas bank sudah cukup kuat untuk ekspansi tahun ini," ujarnya.

Belum lagi, setelah Bank Indonesia melakukan pelonggaran kebijakan giro wajib minimum (GWM) averaging juga dinilai bakal membantu meningkatkan sisi permodalan bank hingga ke level Rp 30 triliun sampai Rp 40 triliun.

Kendati demikian, Direktur Keuangan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Iman Nugroho Soeko menilai pihaknya masih bakal mencari tambahan modal tahun ini. Pasalnya, jika dilihat secara rasio, CAR BTN masih lebih rendah dibanding industri yakni sebesar 18,5% per akhir Desember 2017 lalu.

Guna menjaga rasio kecukupan modal, bank yang fokus dalam pembiayaan perumahan ini mengatakan bakal melakukan sekuritisasi kredit pemilikan rumah (KPR) senilai Rp 2 triliun. Bahkan, jika masih diperlukan BTN masih bisa melakukan pinjaman sub ordinasi sekitar Rp 2 triliun sampai Rp 3 triliun.

"CAR sekitar 18,5%, tahun ini dijaga di kisaran yang sama," ungkap Iman.

Sebagai tambahan informasi, merujuk pada Statistik Perbankan Indonesia (SPI) OJK per November 2017 tercatat CAR tertinggi masih dipegang oleh bank umum kelompok usaha (BUKU) III yang berada di level 24,84% atau sedikit turun dari posisi tahun lalu 26,28%. Dibuntuti oleh BUKU II sebesar 24,84% per akhir November 2017 menanjak dari rasio tahun lalu 22,61%.

Sementara BUKU IV dan BUKU I masing-masing berada di level 22,08% dan 21,11% pada sebelas bulan pertama 2017.


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×