kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

OCBC NISP akan terbitkan obligasi Rp 2 triliun


Jumat, 04 Agustus 2017 / 16:10 WIB
OCBC NISP akan terbitkan obligasi Rp 2 triliun


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Hingga semester I-2017 realisasi pertumbuhan kredit secara industri masih cenderung melambat. Lihat saja, dalam paruh pertama tahun 2017, kredit perbankan baru tumbuh 7,6%. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, kredit perbankan mampu meningkat 8,5%.

Kendati kredit melambat, beberapa bank justru gencar mencari pendanaan, salah satunya lewat penerbitan surat hutang atau obligasi.

Ambil contoh PT Bank OCBC NISP Tbk yang berencana menerbitkan surat hutang atau obligasi sebesar Rp 2 triliun pada bulan Agustus 2017.

Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengatakan aksi korporasi tersebut bertujuan untuk mendorong ekspansi kredit perseroan.

Bank yang terafiliasi dengan OCBC Group ini pun justru optimis pertumbuhan kredit akan semakin menggeliat di kuartal III 2017.

"Kami tetap dengan rencana menerbitkan obligasi Rp 2 triliun di kuartal III ini, walaupun harus diakui pertumbuhan ekonomi belum seperti yang diharapkan," katanya kepada KONTAN, Jumat (4/8).

Parwati menambahkan, pihaknya juga tidak akan memangkas target hasil penerbitan obligasi tersebut.

Pasalnya, jika melihat pencapaian OCBC NISP di semester I-2017, kredit perseroan tumbuh 17% menjadi Rp 100,6 triliun dari Rp 86,2 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Bank bersandi emiten saham NISP ini pun optimis pertumbuhan kredit hingga akhir tahun dapat dijaga di atas 15%.

"Kredit kami per Juni 2017 tumbuh 15%, perkiraan kami akhir tahun bisa tumbuh di level setara," imbuhnya.

Adapun, Parwati menyatakan nantinya hasil dari penerbitan obligasi ini akan dipakai untuk membiayai seluruh segmen kredit perseroan. Terutama sektor manufaktur, jasa dan perkebunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×