kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penerbitan surat utang tak seramai semester I


Rabu, 23 Agustus 2017 / 06:38 WIB
Penerbitan surat utang tak seramai semester I


Reporter: Umi Kulsum | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Multifinance yang menerbitkan surat utang sebagai pendanaan pembiayaan pada semester kedua ini diperkirakan bakal lebih sepi. Lesunya bisnis penjualan kendaraan bermotor membuat multifinance menahan diri untuk menerbitkan obligasi.

Senior Vice President Head of Financial Ratings Division Pefindo Hendro Utomo mengatakan, multifinance lebih memanfaatkan waktu di awal tahun untuk menerbitkan surat utang. Alasannya selain lebih efektif, pembelian obligasi pada awal tahun biasanya juga lebih laris.

"Penjualan mobil sepanjang tahun ini memang belum melonjak signifikan. Sehingga ini berpengaruh terhadap peringkat obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan pembiayaan," kata Hendro, Selasa (22/8).

Meski diperkirakan lebih sepi namun multifinance masih akan mendominasi dalam penerbitan obligasi korporasi. Rinciannya, kontribusi penerbitan obligasi dari perbankan menyumbang sekitar 35%. Lalu multifinance sebesar 20%. Kemudian 10% berasal dari sektor infrastruktur. Sisanya berasal dari sektor lain. Di semester II hingga 18 Juli 2017, mandat yang diterima Pefindo untuk penerbitan surat utang sektor pembiayaan mencapai Rp 3 triliun.

Salah satu multifinance yang berencana surat utang berupa medium term notes (MTN) adalah PT BNI Multifinance. Perusahaan ini akan menerbitkan MTN senilai Rp 200 miliar.

Dana hasil penerbitan MTN tersebut nantinya akan digunakan oleh anak usaha Bank Negara Indonesia (BNI) ini untuk menambah kucuran pembiayaan. "Saat ini masih dalam proses dan masih tahap awal sekali," kata Direktur Utama BNI Multifinance Suwaluyo.

Targetnya MTN bisa ditawarkan sebelum akhir tahun 2017. Saat ini, portofolio pendanaan BNI Multifinance masih paling besar didapatkan dari pinjaman perbankan baik dari induk usaha maupun bank lain dengan porsi sekitar 50%. Lalu, dari modal sebesar 30% dan selebihnya dari penerbitan MTN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×