Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank BUMN menargetkan efisiensi bank bisa terus membaik. Hal ini seiring dengan beberapa upaya penekanan biaya.
Herry Sidharta, Wakil Direktur Utama BNI bilang, untuk meningkatkan efisiensi bank akan mengurangi biaya terkait hal-hal non produktif.
"Kami berupaya menambah biaya untuk hal yang produktif," kata Herry kepada Kontan.co.id, Selasa (5/12). Hal ini dilakukan dengan optimalisasi pemanfaatan IT dan kompetensi karyawan.
Bank ini juga berusaha menjaga kualitas earning asset. Sampai akhir tahun BNI menargetkan rasio biaya operasional dibandingkan pendapatan operasional BOPO di bawah 70% dengan cost income ratio (CIR) di bawah 40%.
Iman Nugroho Soeko, Direktur BTN juga menargetkan rasio BOPO di akhir tahun sebesar 83,98%. Pada tahun depan BTN menargetkan rasio BOPO sebesar 81%.
Sampai Oktober 2017, tercatat biaya operasional empat bank BUMN sebesar Rp 62,6 triliun atau turun 5,78% secara tahunan atau year on year (yoy). Pada periode sama 2016 beban operasional bank naik sebesar 32% yoy.
Sementara Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur OCBC NISP bilang, strategi banknya meningkatkan efisiensi yaitu dengan melakukan perbaikan proses dengan pengembangan teknologi.
Sampai akhir tahun diproyeksi rasio BOPO bank berkode NISP di bawah 80% dan CIR dibawah 50%. Sampai Oktober 2017 beban operasional bank OCBC NISP mengalai kenaikan 3,73% secara tahunan. Kenaikan biaya operasional Oktober 2017 ini lebih rendah dari periode sama 2016 yang naik 27% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
