kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45982,64   -7,73   -0.78%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prospek cerah, perusahaan asuransi umum genjot segmen ritel


Selasa, 15 Mei 2018 / 19:19 WIB
Prospek cerah, perusahaan asuransi umum genjot segmen ritel


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar asuransi umum yang menyasar segmen ritel diprediksi terus tumbuh karena didorong oleh peningkatan daya beli masyarakat. Sejumlah perusahaan yang awalnya fokus di segmen korporat pun kini mulai melirik pasar ini.

Dody A.S. Dalimunthe Executive Director Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) memperkirakan segmen ritel akan berkontribusi besar terhadap kinerja asuransi umum tahun ini. Apalagi, perusahaan makin gencar meluncurkan produk asuransi yang menyasar pasar ritel.

“Yang pasti dengan semakin banyaknya produk-produk asuransi ke ritel yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan asuransi umum, maka akan meningkatkan pertumbuhan segmen ritel. Hal tersebut sangat memungkinkan didukung dengan maraknya pemasaran melalu jaringan digital dan teknologi finansial,” kata Dody kepada Kontan.co.id, Selasa (15/5).

Menurutnya, segmen ritel mempunyai sejumlah kelebihan ketimbang korporat atau perusahaan. Pertama, nilai pertanggungan ritel relatif kecil, sehingga dalam pencatatan hasil underwriting akan lebih menguntungkan.

Kemudian, segmen ritel sendiri, lebih banyak memanfaatkan kapasitas retensi. Retensi adalah risiko yang ditanggung sendiri oleh perusahaan asuransi dan tidak dilimpahkan kepada perusahaan reasuransi atau perusahaan asuransi lain.

Menurutnya, dengan skema retensi tersebut bisa memangkas trasaksi reasuransi ke luar negeri dan ini menguntungkan transaksi keuangan nasional. Karena dengan ini bisa menekan larinya premi ke luar negeri dan untuk mendukung reasuransi dalam negeri.

Sayangnya, asuransi di pasar ritel di Indonesia masih menghadapi kendala, di antaranya, belum ada kewajiban kepemilikan asuransi untuk kendaraan bermotor dan properti. Padahal, kedua lini bisnis ini berkontribusi besar bagi pendapatan premi asuransi umum di Indonesia.

Hal ini perparah, oleh kesadaran masyarakat Indonesia untuk mengikuti asuransi juga masih rendah. Di beberapa negara lain bahkan telah mewajibkan adanya asuransi kebakaran dan asuransi kendaraan.

“Di negara lain ada asuransi kebakaran saat akan membangun rumah dan juga asuransi kendaraan bermotor saat membeli kendaraan,” pungkasnya.

Merujuk data AAUI hingga akhir 2017, tercatat bahwa segmen ritel hanya berkontribusi 20% dari total pendapatan premi asuransi umum di Indonesia. Asuransi umum sendiri, mempunyai lini bisnis seperti asuransi properti, asuransi kendaraan, asuransi kecelakaan diri, asuransi kesehatan, asuransi aneka dan lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×