kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rasio modal Bank BUMN masih tebal


Rabu, 14 Februari 2018 / 17:47 WIB
Rasio modal Bank BUMN masih tebal
ILUSTRASI. Antre Nasabah di Teller Bank Mandiri


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank pelat merah tengah menjaga kondisi rasio kecukupan modal agar berada di level yang stabil sampai dengan akhir tahun 2018.

Ambil contoh PT Bank Mandiri Tbk yang mencatat saat ini yang mencatat posisi rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR) masih cukup tinggi di level 21,6% per akhir tahun 2017.

Jika melihat trennya dalam lima tahun terakhir, sejak tahun 2013, posisi CAR bank berlogo pita emas ini berangsur meningkat. Sementara bila dibandingkan dengan tahun lalu, posisi CAR perseroan tidak bergerak terlalu banyak yakni hanya tumbuh 20 basis poin (bps) dalam setahun terakhir.

Sementara secara total modal, saat ini bank bersandi emiten BMRI ini tercatat telah memiliki modal mencapai Rp 153,2 triliun di akhir tahun 2017. Angka ini juga meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2016 yang sebesar Rp 137,4 triliun atau naik 11,5% secara year on year (yoy).

Direktur Treasury Bank Mandiri Darmawan Junaedi mengatakan, untuk tahun ini pihaknya belum akan banyak mencari penambahan modal lewat instrumen wholesale funding. Pasalnya, pihaknya menilai posisi CAR akhir tahun 2017 masih memungkinkan untuk menopang ekspansi Bank Mandiri terutama dari sisi kredit yang dipatok naik 11% hingga 13%.

Lebih lanjut, Darmawan menjelaskan tahun ini CAR Bank Mandiri akan dijaga di level 21% sampai 22%. "Wholesale funding tetap ada, jumlahnya sangat sedikit hanya untuk mengelola liquidity profile saja. Likuiditas pasar juga masih sangat kondusif," ujar Darmawan kepada Kontan.co.id, Rabu (14/2).

Mencari wholesale funding

PT Bank Tabungan Negara Tbk atau BTN juga berencana untuk mengamankan rasio kecukupan modal perseroan. Direktur Keuangan dan Tresuri BTN Iman Nugroho Soeko bilang, CAR tahun ini akan dijaga di kisaran 18% hingga 19% pada akhir tahun.

Jumlah tersebut praktis tidak banyak berubah dengan posisi rasio CAR tahun 2017 BTN sebesar 18,87% menurun dari posisi tahun 2016 yang sempat di level 20,34%.

Hanya saja, berbeda dengan Bank Mandiri, BTN berencana untuk mencari dana jumbo lewat instrumen wholesale funding. Dana yang diincar oleh bank berkode emiten bursa BBTN tercatat mencapai Rp 18 triliun.

Hal ini dilakukan guna mengamankan rasio permodalan agar dapat menopang pertumbuhan rata-rata kinerja BTN yang dipatok di atas 20%.

Adapun, pendanaan tersebut terdiri dari penerbitan sekuritisasi aset sebanyak Rp 2 triliun. "Kami targetkan, sekuritisasi Rp 2 triliun yang kini dalam proses dan diharapkan Februari sudah bisa dilaksanakan, sehingga dananya sudah bisa masuk pada Maret 2018," kata Iman saat ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa (13/2).

Selain sekuritisasi, BTN juga berniat untuk melakukan pinjaman bilateral atau bilateral loan baik dari dalam dan luar negeri sebanyak Rp 7 triliun.

Tak hanya kedua opsi tersebut, bank bersandi emiten BBTN ini juga berencana melakukan penerbitan sub debt berupa convertible loans sebesar Rp 2 triliun. Jika masih diperlukan, bank yang fokus dalam pembiayaan perumahan ini juga memiliki opsi penerbitan negotiable certificate of deposit (NCD) sebanyak Rp 9 triliun di tahun ini.

Selain BTN dan Bank Mandiri, kedua bank plat merah lain yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) posisi CAR tidak terlalu jauh berbeda. Hanya saja, BNI mencatat posisi CAR secara total mengalami penurunan pada akhir tahun 2017 menjadi 18,5% dari periode yang sama tahun lalu sebesar 19,4%.

Bila dirinci, dari rasio CAR Tier I BNI termasuk resiko operasional, juga menurun di tahun lalu dari 18,3% menjadi 17,4% dalam kurun waktu setahun. Meski begitu, modal tier II termasuk resiko operasional tercatat stagnan di 1,1%.

Sementara untuk BRI, posisi CAR masih cukup tebal yakni di posisi stabil 22,84%. Rasio tersebut justru mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang sebesar 22,11% atau naik 73 bps dalam setahun.

Adapun, dari sisi besaran modal, atau tier I capital saat ini BRI memiliki Rp 165,04 triliun modal tier I akhir tahun 2017. Posisi ini naik cukup tinggi sebanyak 13,5% secara yoy dibanding tahun 2016 yang mencapai Rp 136,67 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×