kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rasio pencadangan bank bisa meningkat


Senin, 12 Februari 2018 / 06:47 WIB
Rasio pencadangan bank bisa meningkat
ILUSTRASI. Uang rupiah


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rasio pencadangan bank bisa saja naik di tahun ini. Pertumbuhan kredit yang diperkirakan lebih baik menjadi pertimbangan menambah pencadangan. Kenaikan rasio pencadangan ini juga upaya mengantisipasi tekanan kredit bermasalah atau non performing loan (NPL).

PT Bank Tabungan Negara (Tbk), misalnya, menetapkan rasio pencadangan sebesar 49%. Direktur Strategy, Risk and Compliance BTN Mahelan Prabantarikso mengatakan, peningkatan rasio pencadangan tersebut untuk jaga-jaga karena target pertumbuhan kredit BTN tahun ini 20%. "Kemungkinan coverage ratio BTN akan meningkat," ujarnya pada KONTAN, pekan lalu.

Mahelan menegaskan, kendati rasio pencadangan meningkat, jumlahnya belum tentu bertambah banyak dari tahun lalu. Perbaikan rasio NPL akan berdampak ke kinerja BTN tahun ini. Dengan asumsi NPL terjaga di kisaran 2,3% sampai akhir 2018, laba dapat tumbuh hingga 25%.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) juga mempertahankan besaran rasio pencadangan di tahun ini. Direktur Keuangan BNI Rico Rizal Budidarmo mengatakan, tahun lalu, BNI telah menurunkan pencadangan 13,6%. Catatan saja, berdasarkan presentasi keuangan BNI, total pencadangan tahun lalu mencapai Rp 7,12 triliun, menurun Rp 727 miliar dari tahun 2016.

Rico menuturkan, penurunan pencadangan utamanya karena kualitas kredit BNI membaik. Ini terlihat dari NPL turun dari 3% pada 2016 menjadi 2,3% di tahun lalu. Hanya saja, bisa saja di tahun ini biaya pencadangan ditingkatkan apabila kondisi makro ekonomi dan usaha debitur tak kunjung membaik.

Cuma, BNI optimistis, dapat menjaga kualitas kredit seiring berbagai inisiatif perbaikan dari sisi proses bisnis dan mitigasi risiko kredit. "Hal ini dilakukan agar kami dapat mengelola secara optimal faktor utama yang mempengaruhi peningkatan pencadangan, yaitu memburuknya kualitas kredit debitur," ujar Rico.

PT Bank Mandiri Tbk juga memotong biaya pencadangan dari Rp 24,6 triliun di 2016 menjadi Rp 16 triliun di akhir tahun lalu. Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menuturkan, pemangkasan itu dilakukan seiring penurunan rasio NPL dari 4% di 2016 jadi 3,46% di 2017.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) justru meningkatkan biaya pencadangan 25% dari Rp 13,79 triliun di akhir tahun 2016 menjadi Rp 17,23 triliun di 2017. Analis Senior PT Bahana Sekuritas Henry Wibowo menilai, rendahnya penyaluran kredit tahun lalu menjadi alasan utama biaya pencadangan bank turun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×