Reporter: Fransiska Firlana | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) memproyeksikan di semester I 2010 ini aset industri pembiayaan atawa multifinance bisa menembus angka Rp 192 triliun-Rp 193 triliun. Optimisme ini beralasan, karena sampai kuartal I 2010, aset multifinance sudah mencapai Rp 188,2 triliun.
"Makanya, menyentuh angka Rp 193 triliun bukan tidak mungkin," ujar Ketua APPI Wiwie Kurnia, Selasa (22/6).
Di awal tahun, APPI memproyeksikan aset multifinance tahun ini bisa mencapai Rp 200 triliun. Namun, karena pencapaian kuartal I sudah cukup tinggi, bukan tidak mungkin nilai aset di akhir tahun bisa melebihi target.
Apalagi, pertumbuhan ekonomi juga cukup baik dan menjadi salah satu faktor pendongkrak aset multifinance. "Kalau ekonomi membaik, lantas pembiayaan tumbuh 20% per tahun, dalam lima tahun ke depan aset multifinance bisa tembus Rp 400 triliun," Wiwie meyakinkan.
Bukan cuma aset yang meningkat, pembiayaan macet atau non performing loan (NPL) multifinance juga terus membaik. Menurut Wiwie NPL multifinance sampai akhir tahun tidak akan mencapai level 2%.
Sampai 10 April lalu, posisi NPL multifinance hanya 1,81% atau setara dengan Rp 2,84 triliun. "Tingkat NPL ini masih cukup rendah. Mengingat pembiayaan di waktu yang sama cukup besar, yakni Rp 157,08 triliun," ujarnya.
Sejalan dengan dominasi pembiayaan konsumen dalam penyaluran pembiayaan, NPL tertinggi juga berasal dari lini bisnis ini. Dengan nilai pembiayaan konsumen sebesar Rp 105,82 triliun, jumlah kredit macet mencapai Rp 1,96 triliun atau 1,86%.
Sementara tingkat NPL bisnis sewa guna usaha sebesar 1,46% atau senilai Rp 701,62 miliar. Sedangkan total pembiayaan Rp 48,09 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
