kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Awal tahun, bank syariah makin efisien mengelola biaya


Jumat, 18 Mei 2018 / 14:18 WIB
Awal tahun, bank syariah makin efisien mengelola biaya
ILUSTRASI. Bank BNI Syariah


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja perbankan syariah di awal tahun 2018 semakin efisien. Hal ini tercermin dari tren penurunan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional per akhir Maret 2018.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, bank umum syariah (BUS) per akhir Maret menjadi 89,9%. Posisi ini menurun dari posisi 92,31% pada Maret 2017 lalu. Tak hanya BUS saja, Unit Usaha Syariah (UUS) juga menunjukan perbaikan BOPO dari 75% pada Maret 2017 menjadi 72,64% di Maret tahun ini.

Sejumlah bank syariah yang dihubungi Kontan.co.id, mengatakan hal ini salah satunya disebabkan oleh pertumbuhan pendapatan operasional yang naik lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan beban operasional.

Benar saja Statistik Perbankan Syariah (SPS) per Maret mencatatkan biaya operasional BUS menyusut menjadi Rp 7,99 triliun atau turun 6,65% secara year on year (yoy). Lebih tinggi dibandingkan penurunan pendapatan operasional yang mencapai 4,12% yoy per Maret 2018 menjadi Rp 8,89 triliun.

Sementara untuk UUS, biaya operasional naik 9,19% yoy lebih rendah dibandingkan kenaikan pendapatan operasional yang menyentuh 12,83% menjadi Rp 2,9 triliun akhir Maret 2018.

PT Bank BNI Syariah misalnya yang menyebut total pendapatan operasional di kuartal I 2018 naik mencapai 14,1% secara tahunan. Lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan beban operasional yang mencapai 13,1% yoy per 31 Maret 2018.

"Kenaikan pendapatan operasional ini disebabkan karena pertumbuhan pembiayaan yang cukup tinggi yakni 11,5% yoy yang menghasilkan pendapatan pembiayaan tumbuh 12,5%," ujar Direktur BNI Syariah Dhias Widhiyati kepada Kontan.co.id, Jumat (18/5).

Di samping itu, Dhias menyebut pengelolaan dana murah juga menjadi salah satu faktor berkurangnya beban perseroan.

Anak usaha PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) ini mencatatkan rasio dana murah alias CASA meningkat dari 47,39% di Maret 2017 menjadi 48,38% di Maret 2018.

Hal ini tak lain meningkatkan efisiensi BNI Syariah dari sisi beban bagi hasil. Adapun, sampai dengan kuartal I 2018 lalu posisi BOPO BNI Syariah berada di level 86,53%. Menurun bila dibandingkan dengan posisi tahun sebelumnya yang mencapai 87,29%. Pun dalam beberapa tahun terakhir, posisi BOPO BNI Syariah memang terjaga di bawah 90%.

Dhias menambahkan, sampai dengan akhir tahun 2018 ini pihaknya bakal mengupayakan BOPO agar mencapai level 85%. Salah satunya dengan mengupayakan efisiensi dari sisi operasional perseroan.

Beberapa strategi telah disiapkan, antar alain dengan melakukan ekspansi pembiayaan pada sektor dengan resiko rendah. Kedua, secara intensif melakukan recovery dan remedial atas pembiayaan bermasalah. "Kami juga mengupayakan ekspansi dana murah untuk efisiensi beban bagi hasil," tambahnya.

Selain BNI Syariah, PT Bank BCA Syariah juga turut mengalami penurunan BOPO dari 89,64% per Maret 2017 menjadi 88,39% di kuartal I 2018.

Direktur Utama BCA Syariah John Kosasih menyebut, penurunan ini memang sejalan dengan strategi perseroan mengelola dana murah. "Kalau BOPO mengalami penurunan itu karena berbagai inisiatif, utamanya dari penurunan biaya dana dan peningkatan dana murah," ujarnya.

Catatan saja, saat ini porsi CASA BCA Syariah mencapai 15,88% terhadap total dana pihak ketiga (DPK). Pihaknya menyebut porsi tersebu akan ditingkatkan hingga 20% pada tahun ini. Meski masih terbilang rendah, pertumbuhan CASA BCA Syariah cukup tinggi yakni mencapai 74,16% secara yoy menjadi Rp 771,03 miliar dari tahun sebelumnya Rp 442,71 miliar.

Adapun, tiap tahunnya anak usaha PT Bank Central Asia Tbk (BCA) ini mengupayakan BOPO untuk turun sebanyak 2% sampai 3%. "Setiap tahun, kami upayakan turun 2% sampai 3%. Kami berusaha lebih efisien dari waktu ke waktu. Salah satunya lewat pengelolaan dana murah," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×