Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank tengah berupaya untuk mendorong pertumbuhan rasio dana murah atau current account and saving account (CASA).
Langkah ini dilakukan agar biaya dana atau cost of fund (CoF) masing-masing bank dapat ditekan agar tingkat suku bunga kredit dapat dijaga stabil di tengah tren kenaikan suku bunga.
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) misalnya yang mengatakan porsi CASA pada pertengahan tahun sudah cukup tinggi mencapai 70,47% terhadap total dana pihak ketiga (DPK) atau sebesar Rp 34,89 triliun. Angka tersebut sudah melebihi target CASA hingga akhir tahun yang dipatok perseroan yakni sebesar 70,37%.
Selain itu, bila dibandingkan dengan posisi akhir Juni 2017 sudah meningkat dari 69,3%. Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Satyagraha menuturkan mayoritas CASA perseroan didorong oleh peningkatan rekening giro.
Pasalnya, per semester I-2018 pertumbuhan dana giro Bank Jatim mencapai 25,85% secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp 15,62 triliun menjadi Rp 19,66 triliun.
Pertumbuhan tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan kenaikan pada sisi tabungan sebesar 11,86% yoy menjadi Rp 15,22 triliun dan deposito yang tumbuh 12,88% yoy menjadi Rp 14,62 triliun.
"Target CASA kami 70,37%, dan posisi CASA sampai Juni 2018 CASA sudah mencapai 70,47%," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (23/7).
Bank milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur ini menuturkan lewat pengembangan CASA ini pihaknnya sudah berhasil menahan laju cost of fund.
Per Juni 2018 Ferdian bilang, biaya dana Bank Jatim di level 2,13% atau sejalan dengan target akhir tahun di bawah 3%. Posisi tersebut juga cenderung menurun dibandingkan Semester I-2017 sebesar 2,45%.
Untuk terus mendorong pertumbuhan dana murah, pihaknya tengah mengembangkan dan memperbaiki sisi layanan perbankan digital. Disamping itu, khusus untuk produk tabungan, bank bersandi emiten BJTM ini memiliki beragam program dengan hadiah langsung untuk menarik minat menabung nasabah.
Di sisi lain untuk pengembangan dana giro, Bank Jatim memanfaatkan layanan cash management system di pemerintah daerah. "Kami ada aplikasi yang dapat memonitor dana baik di Kepala divisi, bupati, walikota sehingga lebih transparan," katanya.
Lewat cara ini pihaknya meyakini target porsi CASA tahun ini dapat terlampaui. Sekadar informasi saja, sampai semester I-2018 Bank Jatim mencatat pertumbuhan DPK sebesar 17,35% dari Rp 42,19 triliun menjadi Rp 49,51 triliun atau yoy.
Selain Bank Jatim, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) juga tengah fokus mendorong pertumbuhan CASA tahun ini. Direktur Konsumer BNI Tambok P. Setyawati menjelaskan dana murah pada akhir tahun dapat tumbuh lebih tinggi dibandingkan pada kuartal II-2018 lalu.
Hal ini salah satunya dengan mengembangkan perbankan digital dan bisnis banking konsumer yang ada. Sebagai informasi, pada semester I-2018 total DPK BNI tercatat tumbuh 13,5% , yaitu dari Rp 463,86 triliun pada semester I-2017 menjadi Rp 526,48 triliun pada semester I-2018.
Porsi CASA perseroan juga meningkat dari 60,9% menjadi 63,8% pada paruh pertama 2018. Lewat peningkatan tersebut, bank berlogo 46 ini berhasil menurunkan biaya dana dari semula 3% di semester I-2017 menjadi 2,8% per semester I-2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News