kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank incar kredit infrastruktur naik di atas 30%


Selasa, 21 Februari 2017 / 19:17 WIB
Bank incar kredit infrastruktur naik di atas 30%


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Perbankan Indonesia masih akan memiliki porsi dana untuk menyalurkan kredit ke infrastruktur meskipun pemerintah akan bekerjasama dengan pihak swasta atau badan usaha (KPBU). Pasalnya, kebutuhan dana untuk proyek infrastruktur mencapai Rp 113,32 triliun dari 22 proyek sehingga peluang penyaluran kredit masih ada tanpa perlu berebut proyek.

Herry Sidharta, Direktur Bisnis Banking I PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mengatakan, kalau dilihat perbandingkan kebutuhan dana dengan sumber pemberi dana masih lebih besar kebutuhan dana sehingga porsi penyaluran kredit ke infrastruktur akan terus bertambah dan tidak akan berkurang.

"Kami membidik semua proyek infrastruktur yang membutuhkan pendanaan," katanya, kepada KONTAN, Selasa (21/2).

Bank pelat merah ini menargetkan kredit infrastruktur tumbuh 30%-40% atau mencapai Rp 90 triliun-Rp 100 triliun pada 2017 dari posisi realisasi kredit infrastruktur tahun lalu senilai Rp 67,76 triliun. Adapun, dengan pertumbuhan kredit tersebut maka portofolio kredit infrastruktur sebesar 35% terhadap total kredit BNI.

BNI tak merasa keberatan dalam penyaluran kredit ke infrastruktur yang bernilai besar dan berjangka panjang. Karena BNI dapat mencari dana tersebut di pasar obligasi dan pinjaman bilateral yang telah dilakukan selama ini. Selain itu, owner project juga akan melakukan aksi korporasi melalui pasar modal seperti rights issue ataupun obligasi.

Dikdik Yustandi, Vice President Korporasi PT Bank Mandiri Tbk menuturkan, adanya sumber pendanaan lain di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk proyek infrastruktur akan menjadi hal positif mengingat kebutuhan pembiayaan infrastruktur sangat besar dan tidak mungkin hanya mengandalkan pembiayaan dari perbankan.

Oleh karena itu, perlu ada terobosan yang inovatif dalam menutup jarak (gap) pembiayaan infrastruktur. Meskipun ada sumber dana lain untuk membiayai kredit infrastruktur, namun Bank Mandiri tidak akan kelihatan pasar untuk mengalirkan kredit ke infrastruktur. "Pertumbuhan kredit infrastruktur masih akan ada dan tinggi," terangnya.

Bank Mandiri menargetkan kredit infrastruktur dapat tumbuh 40% tahun ini. Adapun, perusahaan mencatat oustanding kredit ke infrastruktur mencapai Rp 57,3 triliun atau tumbuh 38,2% di akhir tahun lalu. Rinciannya, kredit infrastruktur tersebut untuk jalan tol Rp 8,6 triliun, untuk tenaga listrik Rp 22,6 triliun, untuk transportasi Rp 18,7 triliun, dan untuk telekomunikasi Rp 7,5 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×