kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini rencana bisnis Bank Permata setelah merger dengan Bangkok Bank Indonesia


Kamis, 08 Oktober 2020 / 09:57 WIB
Begini rencana bisnis Bank Permata setelah merger dengan Bangkok Bank Indonesia


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Permata Tbk (BNLI) akan memulai proses merger dengan Bangkok Bank Cabang Indonesia (BBI) setelah mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan. Integrasi itu dilakukan pasca Bangkok Bank Public Company Limited resmi menyelesaikan akuisisi 89,12% saham Bank Permata pada 20 Mei 2020. 

BBI memiliki tiga kantor di Indonesia yakni kantor cabang Jakarta, kantor cabang pembatu Surabaya, dan kantor cabang pembantu Medan. Kegiatan usahanya memberikan kredit ke nasabah korporasi, menghimpun dana pihak ketiga (DPK) berupa giro dan deposito, layanan remitansi,  pembiayana ekspor impor, bank garansi, layanan penukaran uang dan produk derivatif. 

Penggabungan itu ditargetkan rampung pada Desember 2020 mendatang. dengan integrasi tersebut maka permodalan Bank Permata akan semakin kuat. Dalam ringkasan rancangan integrasi yang dipublikasikan Bank Permata, Rabu (7/10), perseroan diperkirakan akan meningkat menjadi sekitar Rp 44 triliun dengan rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy ratio (CAR) mendekati 30%. 

Baca Juga: Integrasi dengan Bangkok Bank Jakarta dimulai, Bank Permata siap menuju BUKU IV

"Hal ini akan menjadikan Bank Hasil Integrasi sebagai bank BUKU 4, dengan kapasitas pertumbuhan bisnis yang jauh lebih luas baik dari sisi segmen bisnis maupun geografi," tulis manajemen perseroan.

Setelah merger rampung, Bank Permata menargetkan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh dua digit. Untuk meningkatkan efisiensi, perseroan akan menurunkan biaya operasional di bawah 70% dalam waktu 5 tahun setelah integrasi. 

Likuiditas diharapkan semakin meningkat dimana loan to deposit ratio (LDR) akan dikelola di kisaran 90%, rasio dana murah (CASA) dijaga di atas  50%, dan rasio NPL bruto diperkirakan akan turun di bawah 2%.

Per Juni 2020, total aset Bank Permata mencapai Rp 157,96 triliun, sedangkan aset BBI mencapai Rp 37,04 triliun. Setelah merger rampung, maka total aset bank ditargetkan mencapai Rp 190,2 triliun tahun 2020 dan diperkirakan meningkat jadi Rp 213,6 triliun pada 2021 dan Rp 240,3 triliun tahun 2022. Total penyaluran kredit bank pasca penggabungan ditargetkan Rp 121,4 triliun tahun ini. Lalu akan naik Rp 135,1 triliun pada 2021 dan Rp 155,6 triliun tahun 2022.

Nama bank tidak akan berubah setelah melakukan integrasi. 

Bank Permata mengantongi laba bersih Rp  366,47 miliar per Juni 2020. Pasca integrasi, bank diperkirakan akan membukukan laba bersih Rp 889,2 miliar tahun 2020 dan Rp 1,18 triliun pada 2021.

Setelah integrasi ini, Bank Permata akan fokus memperkuat management risiko, mendorong pertumbuhan  bisnis di segmen Ritel (termasuk UKM), segmen Komersial dan Korporasi  dan segmen Syariah baik secara organik maupun anorganik, serta memperkuat  kemampuan perbankan digital.

Selanjutnya: Marak akuisisi, pemegang saham bank meraup untung besar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×