kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis remitansi masih menjanjikan


Kamis, 11 Februari 2016 / 06:05 WIB
Bisnis remitansi masih menjanjikan


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Berbagai upaya dikerahkan perbankan untuk menyeruput pertumbuhan bisnis tahun ini. Salah satunya melalui peningkatan proporsi pendapatan dari bisnis jasa layanan perbankan internasional (international banking).

Sejumlah bisnis yang menjadi andalan adalah trade finance dan remitansi atau jasa pengiriman uang. Ambil contoh, Bank Negara Indonesia (BNI) yang hingga kini memperoleh kontribusi pendapatan sebesar 2% dan 6% masing-masing dari jasa remitansi dan trade finance.

Sekretaris Perusahaan BNI Suhardi Petrus menargetkan, bisnis internasional ini bisa menyumbang pendapatan antara 5% hingga 8% di 2016. "Untuk meningkatkan cakupan bisnis remitansi sampai ke desa desa, kami bekerjasama dengan Parade Nusantara," ujar Suhardi kepada KONTAN, Senin (8/2).

Parade Nusantara merupakan organisasi masyarakat yang anggota dan pengurusnya terdiri dari aparatur pemerintahan desa. Senada, Bank Rakyat Indonesia (BRI) juga mengandalkan pendapatan internasional dari remitansi.

Utamanya dari sejumlah negara seperti negara seperti Malaysia, Arab Saudi, Taiwan dan Korea Selatan. Kata Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo, pangsa pasar remitansi BRI sebagian besar bersumber dari dari para tenaga kerja Indonesia (TKI).

Untuk meningkatkan kontribusi bisnis internasional BRI bermaksud menggenjot bisnis money changer. "Meskipun volume transaksi masih kecil, namun trennya meningkat," imbuh Haru.

Secara umum, menurut Haru, total kontribusi pendapatan jasa international banking BRI baru menyumbang 7% dari total keseluruhan pendapatan jasa. Haru berharap, bisnis international banking-nya tahun ini bisa tumbuh minimal 5%.

Salah satu sumber pertumbuhan tersebut berasal dari rencana pembukaan cabang di Hong Kong dan realisasi pembukaan kantor cabang di Timor Leste.

Tidak mau kalah, Direktur Strategy and Finance Bank CIMB Niaga Wan Razly bilang, pihaknya tengah mengoptimalkan layanan speed send untuk menggenjot pendapatan jasa dari bisnis di luar negeri.

Wan menjelaskan, program speed send memungkinkan pengiriman uang antar negara seperti Malaysia, Thailand, Singapura dan Indonesia dengan biaya murah. "Ini merupakan program dari grup CIMB. Kami berharap kontribusinya akan naik tahun ini," tutur Wan.

Wan juga cukup optimistis bisnis trade finance CIMB Niaga tahun ini tumbuh dua digit dari tahun 2015, tepatnya yaitu sebesar 20%.

Di pihak lain, Bank Muamalat membidik pertumbuhan yang cukup tinggi. Misal untuk remitansi, Direktur Korporasi Bank Muamalat Indra Sugiarto menargetkan pertumbuhan hingga 30% dari tahun 2015.

Tak berbeda, "Untuk trade finance target kami adalah meningkatkan fee sebesar 30% dengan meningkatkan transaksi di beberapa wilayah seperti Sumatra, Jateng, Jatim, dan Kalimantan Barat yang punya potensi besar," ujar Indra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×