kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BNI optimistis kredit modal kerja tumbuh 5%-6% tahun ini, berikut sektor yang dibidik


Minggu, 12 Juli 2020 / 10:55 WIB
BNI optimistis kredit modal kerja tumbuh 5%-6% tahun ini, berikut sektor yang dibidik
ILUSTRASI. Nasabah bertransaksi di Bank BNI, Jakarta


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) optimistis bisa mendorong pertumbuhan kredit modal kerja (KMK) sekitar 5%-6% tahun 2020 ini dengan adanya jaminan kredit modal kerja yang diberikan serta penempatan dana pemerintah kepada bank Himbara.

Direktur Utama BNI Herry Sidharta berharap pertumbuhan KMK yang cukup agresif tersebut dapat membantu sektor riil untuk segera pulih dan pada akhirnya mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Pertumbuhan kredit modal kerja itu ditargetkan lebih tinggi dari target kredit BNI secara keseluruhan tahun ini yakni 4%.

Ekspansi kredit modal kerja BNI akan ditujukan ke sektor ekonomi padat karya seperti sektor pertanian termasuk di dalamnya perikanan dan peternakan, fast moving consumer good (FMCG), distribusi/logistik, serta sektor makanan dan minuman. 

Baca Juga: Ada stimulus pemerintah, kredit modal kerja perbankan akan tumbuh lebih tinggi

"Sektor-sektor tersebut juga dianggap terdampak covid-19 dengan kriteria low impact sehingga diharapkan dapat segera pulih," kata Herry pada Kontan.co.id baru-baru ini.

Selain itu, BNI juga akan berupaya menyalurkan kredit modal kerja itu kepada debitur yang memiliki orientasi ekspor. Per Mei 2020, realisasi KMK BNI mencapai Rp 284,4 triliun atau 53% dari total loan perseroan.

Pada periode itu, kredit modal kerja di beberapa sektor masih tumbuh baik seperti pengangkutan, pergudangan dan komunikasi, jasa pelayanan sosial, konstruksi serta pertambangan. Sedangkan yang paling melambat berasal dari sektor perdagangan, restoran dan hotel, jasa dunia usaha, serta listrik, gas dan air.

Seperti diketahui, pemerintah telah memberikan jaminan kredit modal kerja bagi pelaku usaha UMKM sebesar Rp 5 triliun lewat Askrindo dan Jamkrindo. Dengan jaminan tersebut diharapkan perbankan tidak khawatir lagi memberikan kredit modal kerja kepada debitur yang melakukan restrukturisasi. 

Debitur-debitur setelah melakukan restrukturisasi tentu membutuhkan modal baru untuk melanjutkan kembali operasi bisnisnya.

Sementara itu, penempatan dana pemerintah sebesar Rp 30 triliun di Bank Himbara ditujukan menggairahkan kembali aktivitas ekonomi masyarakat di tengah pandemi lewat pemberian kredit baru.

Dari penempatan itu, BNI menerima sebesar Rp 5 triliun. Perseroan berkomitmen untuk dapat me-leverage dana tersebut sebanyak 3 kali dan menyalurkannya dalam bentuk kredit sebesar Rp 15 triliun.

Herry mengatakan, pada semester II-2020, perseroan sudah bisa fokus pada ekspansi penyaluran kredit setelah sepanjang Maret-Juni hanya berkonsentrasi menjalankan program restrukturisasi kredit bagi nasabah yang terdampak Covid-19.

Baca Juga: Ada dukungan pemerintah, BNI optimistis kredit modal kerja tumbuh 5%-6% di tahun ini

Hingga 22 Juni 2020, total kredit yang direstrukturisasi BNI telah mencapai Rp 695,3 triliun atau terdiri atas 6,35 juta debitur. Itu sudah mencapai sekitar 90%-95% dari total potensi restrukturisasi kredit terdampak Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×