kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

CEO Sintesa: Investasi itu tabungan masa depan


Sabtu, 18 April 2015 / 08:29 WIB
CEO Sintesa: Investasi itu tabungan masa depan
ILUSTRASI. Aplikasi kencan Bumble


Reporter: Namira Daufina, Wahyu Satriani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Shinta Widjaja Kamdani, CEO dan Pemilik Sintesa Group yakin, investasi merupakan cara terbaik menabung bagi masa depan. Wajar jika dalam berinvestasi ia sangat berhati-hati dan tak sekadar mengincar untung besar.

Awal Shinta berinvestasi bermula ketika mengunyah pendidikan lanjutan di Harvard Business School Executive Education, Amerika Serikat (AS) pada tahun 2000 silam. Saat itu, ia sudah menjalankan Sintesa Group. Menurut Shinta, mahasiswa di AS sangat akrab dengan dunia investasi. Shinta pun tergerak berinvestasi seperti teman-temanya.

Tidak mengherankan, produk investasi pertama yang dimiliki oleh Shinta adalah saham blue chips. “Portofolio produk investasi saya masih didominasi oleh blue chips perusahaan asing,” papar ibu empat orang anak ini.

Setelah menyelesaikan pendidikan dan kembali menjalankan perusahaannya di Indonesia, Shinta menambah diversifikasi portofolio investasi. Kali ini ia melirik properti dan reksadana. Instrumen tersebut sesuai dengan kebutuhan dan sikap Shinta dalam berinvestasi yang sangat berhati-hati.

“Saya tergolong pemain yang konservatif,” kata Shinta. Perempuan kelahiran Jakarta, 9 Februari 1967 ini menerapkan disiplin keras dalam berinvestasi agar terjadi keseimbangan. “Sebelum berinvestasi, saya melihat betul bisnis yang bergerak di belakangnya. Because I'm not a gambler,” jelas Shinta.

Menggerakkan sebuah bisnis merupakan kesehariannya. Kelebihan ini dimanfaatkan betul oleh Shinta untuk mencermati setiap detail investasi yang akan digelutinya. Toh meski sudah berhati-hati tak menjamin seseorang terhindar dari risiko rugi. Tapi perempuan yang menyelesaikan pendidikan sarjananya di Colombia University, AS ini tak ambil pusing dengan kerugian yang diderita.

“Itu bagian dari investasi, tidak mungkin untung terus. But we have to move on,” ujar Shinta.

Prinsip investasi

Sekian lama bergelut di dunia investasi, Shinta meyakini bahwa investasi merupakan alternatif dalam menabung bagi masa depan, bukan media untuk menggali untung sebesar-besarnya. Shinta memposisikan investasi dan bisnis dalam wadah yang berbeda.

“Berpeganglah pada apa yang sudah kita miliki dan kembangkan,” terang Shinta.

Prinsip itu menjadi dasar bagi setiap langkah Shinta baik dalam berinvestasi maupun menjalankan bisnisnya. Jika dalam berinvestasi Shinta memilih saham blue chips, properti dan reksadana, untuk urusan bisnis Shinta yakin akan satu hal. “Investasi terbaik dalam sebuah bisnis adalah manusia,” katanya. Tanpa manusia yang dilatih dan dikembangkan dengan benar, maka sebuah bisnis tidak akan berhasil.

Di keluarganya Shinta membiarkan anak-anaknya berinvestasi sejak dini. Pelajaran pertama yang ia limpahkan ke kepada empat orang anaknya adalah cara mengatur keuangan mereka secara mandiri. Lalu setelah anak-anak tumbuh dewasa, Shinta membiarkan lingkungan mengambilalih. Sama seperti dirinya yang memulai investasi karena dukungan dari lingkungan. Tidak ada tekanan bagi keluarga untuk mengambil investasi tertentu.

Maka Shinta menyarankan bagi para investor pemula agar sadar betul atas setiap langkah investasi yang mereka ambil. Jangan mudah tergiur dengan tawaran atau imbal hasil yang tinggi tanpa mengerti risikonya. Setiap investor juga memiliki tipe dan kebutuhan produk investasi yang berbeda. Jadi jika berhasil bagi satu investor belum tentu berhasil bagi yang lain. Investasi juga dilakukan secara perlahan dan stabil, tujuannya adalah meminimalisir risiko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×