kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45997,87   4,27   0.43%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dapen Garuda Indonesia incar ROI 8,9%


Minggu, 06 Maret 2016 / 20:30 WIB
Dapen Garuda Indonesia incar ROI 8,9%


Reporter: Dina Farisah | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Dana Pensiun (Dapen) Garuda Indonesia menggenggam banyak cita-cita di tahun ini. Sejumlah strategi telah dirancang demi mewujudkan impian tersebut.

Direktur Utama Dana Pensiun Garuda Indonesia Ari Suryanta mengaku sudah memiliki dana kelolaan sekitar Rp 1,2 triliun. "Dari total portofolio, alokasi investasi lebih banyak di tabur pada instrumen obligasi, dengan porsi 50,44%," terang Ari kepada KONTAN.

Lalu pada instrumen reksadana sebanyak 25,28%, 13,23% saham, deposito 4,53%. Sisanya ditabur pada instrumen sukuk 0,27% dan penempatan langsung sebesar 6,24%. Dari total alokasi dana pensiun Garuda Indonesia pada obligasi sebesar 50,44%, porsi SBN hanya sekitar 5%-6%.

Porsi SBN tersebut jauh di bawah batas minimum yang ditentukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sekadar mengingatkan, Peraturan OJK (POJK) nomor 1/POJK.05/2016 tanggal 11 Januari 2016 tentang Investasi SBN bagi Lembaga Jasa Keuangan Non Bank menetapkan bahwa per 31 Desember 2016, dana pensiun wajib mengalokasikan minimum 20% dana kelolaannya pada SBN. Selanjutnya per 31 Desember 2017, dana pensiun wajib menempatkan minimum 30% dana kelolaan pada SBN.

Ari menjanjikan akan memenuhi aturan alokasi SBN sebesar 20% pada akhir tahun ini. Salah satu caranya dengan mengurangi porsi investasi di saham.

Dapen Garuda Indonesia menargetkan dana kelolaan dapat tumbuh menjadi Rp 1,4 triliun hingga akhir tahun. Artinya, Dapen Garuda Indonesia berambisi menumbuhkan dana kelolaan sebesar 16,7%. Adapun target imbal hasil investasi pada shio Monyet Api ini sebesar Rp 98,12 miliar dengan return on investment sebesar 8,90%.

Untuk mencapai target tersebut, Dapen Garuda Indonesia telah menyiapkan setidaknya enam amunisi. Pertama, memperbesar porsi obligasi untuk mendapatkan revenue yang lebih besar dibandingkan deposito. Kedua, menambah modal pada penempatan langsung. Ketiga, diversifikasi portofolio pada instrumen properti.

Keempat, lanjut Ari, menguangi porsi saham untuk menjaga kualitas keamanan portofolio dengan tetap memperhatikan potensi gain yang masih bisa didapatkan. Strategi kelima yaitu melakukan investasi deposito berjangka untuk memenuhi kewajiban pembayaran manfaat pensiun. Terakhir, pihaknya membuka peluang untuk diversifikasi portofolio sesuai dengan arahan investasi yang mengacu kepada POJK nomor 3/POJK.05/2015 seperti investasi pada surat utang jangka menengah atau medium term notes (MTN).

Dina Farisah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Storytelling with Data (Data to Visual Story) Mastering Corporate Financial Planning & Analysis

[X]
×