kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Deposito jadi pilihan Dapen


Senin, 29 Juni 2015 / 11:06 WIB
Deposito jadi pilihan Dapen


Reporter: Dina Farisah | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Situasi pasar yang tidak menentu membuat pengelola dana pensiun (dapen) meracik ulang portofolio dana kelolaannya. Saat ini mereka lebih banyak menempatkan dana kelolaan di instrumen deposito berjangka.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, per April 2015 lalu penempatan dana pensiun pada deposito berjangka melonjak hampir 37% menjadi Rp 55,35 triliun ketimbang periode yang sama di 2014. Kenaikan ini sangat tajam dibanding peningkatan porsi instrumen nondeposito. Malah porsi penempatan dana pensiun pada surat berharga pemerintah dan sukuk masing-masing dikurangi 3,33% dan 4,54%.

Menurut Dumoly F. Pardede, Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan NonBank OJK, kenaikan alokasi dana pensiun pada instrumen deposito merupakan hal yang wajar karena gejolak pasar.

Tapi, alokasi dana pensiun akan kembali berubah seiring penerbitan obligasi dan rights issue yang marak pada paro kedua tahun ini. "Kondisi itu akan dimanfaatkan pengelola dana pensiun untuk ambil bagian dan mulai memindahkan portofolionya dari deposito ke saham atau obligasi," katanya akhir pekan lalu.

Mudjiharno M. Sudjono, Ketua Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI), mengatakan, penambahan alokasi pada instrumen pasar uang bertujuan untuk meminimalisir risiko dari instrumen pasar modal. Pilihan pada deposito juga berdasarkan pertimbangan bahwa instrumen ini sangat likuid. Bisnis dapen adalah bisnis jangka panjang, sehingga instrumen investasi yang dipilih hendaknya juga bersifat jangka panjang. Tapi, "Tetap mengedepankan kehati-hatian dalam mengelola dana pensiun di tengah fluktuasi pasar," tegas Direktur Utama Dana Pensiun BRI ini.

Per Mei 2015, Mudjiharno menyebutkan, alokasi portofolio Dana Pensiun BRI, misalnya, masih didominasi instrumen saham yakni 24,36%. Porsi terbesar kedua adalah obligasi sebanyak 15,80%. Sementara porsi dana pensiun pada deposito dijaga sebesar 13,62%. Ia menegaskan, komposisi portofolio tersebut bisa berubah sesuai dengan tim analisis memandang kondisi ekonomi dan pasar.

Betty Alwi, Pemimpin Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) BNI, bilang, pihaknya lebih banyak membenamkan dana kelolaan pada instrumen deposito. Porsi deposito DPLK BNI mencapai 60%–70%. Besaran ini disesuaikan dengan paket investasi yang dipilih peserta dana pensiun. Sedang sisanya dialokasikan ke obligasi dan saham.

Penempatan yang besar pada deposito lantaran profil instrumen ini yang konservatif. Dalam situasi saat ini, penempatan di deposito memiliki risiko yang minim. "Sementara di saham cenderung bergejolak. Ketika ada pencairan, berisiko rugi akibat fluktuasi pasar," ujar Betty.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×