kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gesekan bisnis kartu kredit di awal tahun mulai kencang


Minggu, 24 Maret 2019 / 15:19 WIB
Gesekan bisnis kartu kredit di awal tahun mulai kencang


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis kartu kredit perbankan di awal tahun 2019 sudah kencang. Bank Indonesia (BI) mencatat sampai dengan bulan Februari 2019, total transaksi kartu kredit mencapai 55,46 juta transaksi.

Bila dibandingkan dengan periode sama tahun lalu, jumlah ini bertambah 1,37 juta transaksi. Pun, secara nominal atau volume transaksi kartu kredit juga terkerek naik menjadi Rp 51,83 triliun pada dua bulan pertama tahun ini. Jauh melampaui bulan Januari-Februari 2018 sebesar Rp 47,82 triliun.

Salah satu penguasa pasar kartu kredit yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA, anggota indeks Kompas100) mengamini kalau di kuartal I 2019 gesekan kartu kredit relatif lebih tinggi. Menurut Direktur BCA Santoso Liem, ini disebabkan tingginya daya beli masyarakat yang didorong oleh beragam promo oleh perbankan.

"Kebetulan Januari-Februari 2019 ada pertumbuhan karena banyak event," katanya kepada Kontan.co.id, Jumat (22/3). Memang, di awal tahun ini BCA sendiri sudah menyelenggarakan dua program tawaran kartu kredit.

Yakni, program banjir promo di Hari Ulang Tahun BCA ke-62 bertajuk BCA Expoversary 2019 pada Februari 2019 lalu. Di bulan yang sama BCA juga menggelar BCA Singapore Airlines Travel Fair 2019 serta BCA Autralia Travel Fair di bulan berikutnya.

Semua itu belum termasuk beragam program promosi yang dilakukan BCA  secara berkala. Hasilnya, BCA mencatat dari segi transaksi kartu kredit sampai dengan bulan Februari 2019 meningkat 13,18% secara year on year (yoy). Tahun ini, BCA berharap pertumbuhan bisnis kartu kredit bisa terus didongkrak naik hingga ke level dua digit.

Senada, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI, anggota indeks Kompas100) juga yakin pertumbuhan bisnis kartu kredit di tahun 2019 bakal lebih tinggi dibanding tahun lalu.

Senior Vice President Credit Card Bank Mandiri Vira Widiyasari mengatakan, tahun ini bisnis kartu kredit Mandiri ditargetkan tumbuh 15% lebih besar dari realisasi tahun 2018 yaitu sebesar 12%.

Beberapa faktor meningginya gesekan kartu kredit nasabah utamanya dari peningkatan belanja masyarakat. "Seperti kita lihat, program Mandiri Kartu Kredit semakin mengedepankan customer experience dan kebutuhan sehari-hari nasabah," ujarnya.

Beberapa strategi promosi yang dilakukan oleh Bank Mandiri misalnya di sektor fesyen dengan promo Sogo dan MAP, lalu di supermarket bersama Hypermart, e-commerce dengan Tokopedia dan Bukalapak, serta di sektor travel Bank Mandiri menggandeng Traveloka dan Garuda Indonesia.

"Dengan meningkatnya transaksi travel. Mandiri Kartu Kredit juga bekerjasama dengan merchant di luar negeri serta dilengkapi fitur cicilan 0% dan tambahan fiestapoin (point reward)," imbuhnya. Selain itu, Bank Mandiri juga terus melakukan pengembangan digital sebagai perbaikan proses untuk meningkatkan pelayanan.

Strategi di tahun ini, Bank Mandiri akan menyasar segmen kalangan menengah atas dan usia muda (mass affluent). Cara ini dilakukan untuk mendorong jaringan yang lebih luas dan peningkatan jumlah nasabah (customer base).

Sekadar tambahan informasi saja, data BI menunjukkan, mayoritas transaksi kartu kredit digunakan untuk keperluan belanja. Totalnya dalam dua bulan terakhir (Januari-Februari) 2019 mencapai 54,01 juta transaksi dengan nilai nominal menembus Rp 52,24 triliun. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan  periode sama 2018 sebesar 52,73 juta transaksi dan Rp 46,33 triliun dari segi nominal.

Nilai transaksi membesar meski jumlah kartu kredit berkurang. Sebab sampai dengan akhir Februari 2019, jumlah kartu kredit beredar sebanyak 17,15 juta kartu, turun dari Februari 2018 sebanyak 17,43 juta kartu beredar.

Menurut BI, naik atau turunnya jumlah kartu kredit dikarenakan terdapat kebijakan di beberapa bank penerbit untuk menghapus kepemilikan kartu dari pengguna yang sudah tidak aktif atau tidak dapat memenuhi kewajiban yang ditentukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×