kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga jual diturunkan, nilai transaksi Bank Permata terpangkas Rp 4 triliun


Selasa, 21 April 2020 / 19:40 WIB
Harga jual diturunkan, nilai transaksi Bank Permata terpangkas Rp 4 triliun
ILUSTRASI. Petugas menghitung uang di kantor layanan bank Permata Jakarta.


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bangkok Bank bakal menghemat lebih dari Rp 4 triliun untuk mengempit 89,12% saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) dari PT Astra International tbk (ASII), dan Standard Chartered Bank (SCB).

Alasannya, Senin (20/4) lalu Astra, SCB, dan Bangkok Bank telah meneken amendment letter yang mengubah harga jual Bank Permata menjadi 1,63 kali nilai buku. Harga tersebut menurun dibandingkan perjanjian jual beli pada Desember 2019 sebesar 1,77 kali nilai buku.

Baca Juga: Ini penyebab harga Bank Permata (BNLI) ke Bangkok Bank turun

“Estimasi terakhir kami akan menerima US$ 1,06 miliar atau setara Rp 17 triliun dari transaksi. Nilai ini lebih besar US$ 300 juta dibandingkan nilai yang di Bank Permata,” tulis SCB dalam keterangan resminya, Senin (20/4).

SCB dan Astra masing-masing bakal menjual 44,56% saham Bank Permata, sehingga nilai transaksi akan menjadi US$ 2,12 miliar atau setara Rp 33,496 triliun. Nilai rupiah yang dijadikan acuan SCB sebesar Rp 15.800 per dolar Amerika Serikat.

Sementara jika dibandingkan transaksi perjanjian Desember 2019 senilai US$ 2,60 miliar atau setara Rp 37,430 triliun maka nilai transaksinya akan berkurang hingga Rp 3,934 triliun.

Tak cuma nilai transaksi yang berkurang, untung yang akan didapat baik SCB dan Astra juga bakal berkurang dari US$ 500 juta menjadi US$ 300 juta. Nilai tersebut setara dengan R 2,385 triliun.

Baca Juga: Amendment letter diteken, nilai akuisisi Bank Permata berubah menjadi 1,63 kali PBV

“Ini disebabkan oleh beberapa perubahan penilaian, pengurangan ekuitas pemegang saham Bank Permata karena adopsi IFRS 9, dan depresiasi rupiah terhadap Dollar AS baru-baru ini,” sambung SCB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×