Kiat melunasi KPR lebih cepat biar untung berlipat

Selasa, 28 Maret 2017 | 19:29 WIB   Reporter: Herry Prasetyo
Kiat melunasi KPR lebih cepat biar untung berlipat


Bagi sebagian karyawan, momen awal tahun merupakan saat yang dinanti. Maklum, sebagian perusahaan biasanya membagikan keuntungan tahun sebelumnya kepada pegawai mereka.

Anda yang biasa menerima bonus setiap tahun, tentu sudah memiliki segudang rencana untuk menghabiskan uang tersebut. Enggak ada salahnya memang, membelanjakan uang bonus untuk berlibur maupun senang-senang, selama berbagai alokasi kebutuhan penting seperti dana darurat maupun asuransi sudah terpenuhi.

Yang acap terjadi, berbagai rencana indah menjelang pembayaran bonus membikin orang lupa masih memiliki utang. Padahal, para perencana keuangan sepakat, utang menjadi prioritas yang harus diselesaikan saat Anda memperoleh dana segar. Apalagi, utang kredit pemilikan rumah (KPR) yang biasanya memiliki jangka waktu lebih panjang sehingga beban bunganya lebih besar.

Karena itu, alih-alih membelanjakan duit bonus untuk kebutuhan konsumtif, ada baiknya Anda menggunakannya untuk melunasi sebagian utang KPR. Dengan mempercepat pelunasan sebagian utang, Pandji Harsanto bilang, pokok utang akan berkurang. Otomatis, kata Perencana keuangan Finansia Consulting ini, cicilan utang tiap bulan makin ringan.

Risza Bambang menambahkan, dana segar tambahan, baik dari bonus maupun tunjangan hari raya (THR), sebaiknya diprioritaskan untuk mempercepat sebagian utang KPR. Sehingga, “Anda bisa terhindar dari rugi beban bunga yang besar,” ujar Chairman One Shildt Financial Planning ini.

Sebagian dari Anda yang masih memiliki KPR bisa jadi tidak terlalu risau membayar angsuran. Sebab itu, barangkali Anda lebih memilih mengalokasikan uang bonus untuk berinvestasi di reksadana. Harapannya, return reksadana mampu mengalahkan bunga utang.

Nah, mana sebetulnya yang lebih menguntungkan: menggunakan bonus untuk mempercepat pelunasan sebagian utang KPR atau untuk investasi reksadana? KONTAN mencoba membuat simulasi sederhana.

Anda tentu paham, bank biasanya menggunakan perhitungan bunga anuitas dalam menghitung cicilan KPR. Artinya, di masa awal cicilan, porsi angsuran bunga akan lebih besar dibandingkan dengan porsi angsuran pokok utang. Semakin lama, angsuran bunga mengecil sedangkan angsuran pokok utang menjadi lebih besar.

Keuntungan ganda

Taruh kata, Anda dan pasangan mendapat bonus sebesar Rp 50 juta. Sementara Anda memiliki KPR dengan pokok utang sebesar Rp 500 juta berbunga 12%. Dari jangka waktu KPR selama 10 tahun, Anda sudah mencicil dua tahun.

Nah, bonus Rp 50 juta itu Anda gunakan untuk melunasi sebagian utang KPR. Hasilnya, cicilan per bulan di tahun ke-3 hingga tahun ke-10 berkurang Rp 812.642. Anda juga menghemat pembayaran bunga sebesar Rp 28 juta (lihat tabel).

Perhitungan Pelunasan Dipercepat Sebagian Utang KPR

Asumsi utang pokok kredit pemilikan rumah (KPR) Rp 500 juta dengan tenor 10 tahun dan bunga tetap sebesar 12% per bulan.
Pada akhir tahun kedua, dilakukan pelunasan dipercepat sebagian utang sebesar Rp 50 juta.
Perhitungan Sebelum Ada Pelunasan
Pokok Utang Rp 500.000.000
Tenor 120 bulan
Suku Bunga 12%
Anguran per Bulan Rp 7.173.547
Total Bunga Rp 360.825.690
Total Pembayaran Rp 860.825.690
   
Pelunasan Sebagian Sebesar Rp 50 juta
Sisa Pokok Utang Sebelum Pelunasan Rp 441.371.895
Sisa Pokok Utang Setelah Pelunasan Sebagian Rp 391.371.895
   
Perhitungan Ulang Pasca Pelunasan Sebagian
Sisa Pokok Utang Rp 391.371.895
Sisa Tenor 96 bulan
Angsuran per Bulan (mulai bulan ke-25) Rp 6.360.905
Total Bunga  Rp 219.275.018
Pengurangan Cicilan per Bulan dengan Pelunasan (Rp 7.173.754-Rp6.360.905) Rp 812.642
 
Penghematan Bunga 
Total Bunga Tanpa Pelunasan Rp 360.825.690
Bunga yang Telah Dibayar Hingga Sebelum Pelunasan Rp 113.537.033
Total Bunga Pasca Pelunasan Sebagian Rp 219.275.018
Total Bunga dengan Adanya Pelunasan  Rp 332.812.052 
Total Penghematan Bunga                         (Rp 360.825.690 - Rp 332.812.052) Rp 28.013.639
   
Perhitungan Investasi Reksadana Dana Saham dari Hasil Bonus Rp 50 juta
Investasi Awal Rp 50.000.000
Jangka Waktu 8 Tahun
Asumsi Imbal Hasil per Tahun 10%
Perkiraan Hasil Investasi Rp 107.179.441
   
Perhitungan Pelunasan KPR plus Investasi Reksadana Saham secara Berkala
Nilai Investasi Berkala per Bulan dari Hasil Pengurangan Cicilan Pasca Pelunasan Rp 812.642
Jangka Waktu 8 Tahun
Asumsi Imbal Hasil per Tahun 10%
Perkiraan Hasil Investasi Rp 114.446.970
Penghematan Bunga dengan Pelunasan Rp 28.013.639
Total Keuntungan yang Diperoleh                (Rp 114.446.970 + Rp 28.013.639) Rp 142.460.609

Memang, sebagian bank mengenakan penalti jika Anda melunasi sebagian utang lebih cepat. Namun, dibanding penurunan beban bunga, penalti tidak seberapa. Rata-rata bank hanya mengenakan penalti sebesar 1%–2% dari jumlah pelunasan utang. Artinya, dengan melunasi utang sebesar Rp 50 juta, Anda hanya perlu membayar penalti Rp 500.000.

Bagaimana jika Rp 50 juta ditempatkan di reksadana saham? Dalam jangka panjang, Rudiyanto mengatakan, reksadana saham memang bisa memberikan imbal hasil 17%–20% per tahun. Tapi, tak ada jaminan bahwa imbal hasil reksadana mencapai target yang diinginkan. “Bisa rugi, bisa juga naik lebih tinggi,” kata Direktur Panin Asset Management ini.

Dalam beberapa tahun terakhir, kinerja reksadana saham memang kurang moncer. Tahun lalu, rata-rata reksadana saham hanya mampu mencetak imbal hasil 7,69%. Dalam lima tahun terakhir, Indeks Reksadana Saham racikan Infovesta hanya memberikan return 18,5%.

Nah, mari kita menggunakan asumsi moderat dengan target imbal hasil reksadana 10% per tahun. Dalam jangka waktu delapan tahun atau hingga periode KPR berakhir, bonus Rp 50 juta telah berkembang menjadi Rp 107 juta (lihat tabel).

Dari simulasi di atas, Anda barangkali lebih berminat menggunakan duit bonus untuk investasi reksadana. Sebab, hasil investasi reksadana lebih besar ketimbang penghematan bunga yang diperoleh dari pelunasan sebagian utang.

Namun jangan lupa, perhitungan di atas menggunakan asumsi return reksadana sebesar 10% per tahun? Jika ternyata return jauh di bawah ekspektasi atau bahkan minus, perhitungannya tentu bakal lain.

Lantaran imbal hasil investasi tidak pasti, Rudiyanto menyarankan, agar Anda sebaiknya mengunakan bonus untuk mempercepat pelunasan sebagian utang dibanding membiakkannya pada reksadana.

Risza mengamini, bunga kredit biasanya tetap sesuai perjanjian. Bahkan, dengan bunga mengambang, tingkat suku bunga KPR bisa berpeluang naik saat suku bunga acuan naik. Sementara, tidak ada jaminan keuntungan dari imbal hasil investasi. Oleh karena itu, melunasi sebagian utang KPR menjadi pilihan terbaik.

Sebetulnya, Rudiyanto menuturkan, ada alternatif lain supaya uang bonus bermanfaat secara maksimal. Pelunasan sebagian utang akan membuat jumlah cicilan berkurang. Nah, selisih cicilan tersebut bisa Anda investasikan secara berkala di reksadana.

Dengan cara seperti itu, Anda bisa memperoleh keuntungan ganda, yakni penghematan bunga plus imbal hasil investasi reksadana. Hitungan sederhana KONTAN menggunakan asumsi yang sama, alternatif ini bisa memberikan Anda keuntungan sebesar Rp 142,46 juta. Ini lebih besar dibanding Anda menginvestasikan secara langsung bonus sebesar Rp 50 juta ke reksadana (lihat tabel).

Menurut Pandji, ada baiknya selisih cicilan tidak diinvestasikan secara berkala di reksadana saham. Lebih baik, selisih cicilan itu ditempatkan di deposito atau reksadana pasar uang terlebih dahulu. Baru, ketika pasar saham sedang turun dalam, Anda menginvestasikan seluruh dana tersebut ke produk reksadana berbasis saham.

Namun, Pandji mengingatkan, jika tak ingin terkena risiko penurunan harga, selisih cicilan lebih baik ditempatkan di instrumen investasi yang memberikan imbal hasil pasti.

Pilihan investasi dana hasil pengurangan cicilan KPR tentu sepenuhnya di tangan Anda. Yang jelas, menggunakan uang bonus untuk melunasi sebagian utang KPR memberikan keuntungan yang lebih pasti.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: A.Herry Prasetyo

Terbaru