kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Komoditas membaik, pembiayaan alat berat naik


Selasa, 21 Maret 2017 / 13:29 WIB
Komoditas membaik, pembiayaan alat berat naik


Reporter: Dina Farisah | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Perusahaan pembiayaan alat berat dan komersial terpuruk sepanjang 2016. Namun, geliat pembiayaan alat berat dan kendaraan komersial mulai positif di 2017.

Suwandi Wiratno Siahaan, Direktur Utama PT Chandra Sakti Utama Leasing (CSUL) mengatakan, total pembiayaan baru CSUL sepanjang tahun lalu mencapai Rp 1,8 triliun. Angka tersebut sesuai target CSUL.

Tahun ini, pihaknya menargetkan pembiayaan Rp 2 triliun-Rp 2,2 triliun. CSUL melihat pertumbuhan ekonomi tahun ini lebih baik dibanding 2016. "Kami melihat adanya peningkatan permintaan pada alat berat. Hal ini seiring dengan harga komoditas terkerek pada akhir tahun lalu," kata Suwandi, pekan lalu.

Memasuki Oktober 2016, Suwandi mengatakan, harga batubara mulai bangkit dan pelaku usaha berekspansi kembali. Kenaikan permintaan ini signifikan terjadi pada tiga bulan pertama di 2017. CSUL berharap sepanjang kuartal I-2017 dapat menorehkan pembiayaan Rp 600 miliar-Rp 700 miliar. Ini berbeda dengan tiga bulan pertama 2016, saat itu CSUL menyalurkan kredit Rp 300 miliar.

Pada akhir 2016, CSUL telah mendapatkan pinjaman sindikasi dari Credit Suisse senilai US$ 60 juta. Selain itu, ada komitmen pendanaan dari Bank CIMB Niaga sebesar Rp 340 miliar. Serta perbankan lain seperti Bank MNC Internasional, Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI).

CSUL tengah menyiapkan penerbitan obligasi. Tahun ini, CSUL menjajal pasar dengan menawarkan obligasi Rp 500 miliar. Harapannya, obligasi ini bisa meluncur pertengahan Juni 2017.

Gusti Wira Susanto, Direktur Utama PT Pro Car International Finance menilai, sepanjang tahun lalu merupakan masa-masa menantang pembiayaan kendaraan komersial. Sama halnya dengan pembiayaan alat berat, laju pembiayaan sektor komersial terhadang pelemahan komoditas.

Alhasil, Pro Car hanya membukukan kredit Rp 700 miliar di 2016. Namun tahun ini, Gusti memasang target kredit Rp 900 miliar. Saat ini, 90% portofolio pembiayaan Pro Car dari pembiayaan kendaraan komersial bekas.

Adapun pendanaan Pro Car demi menopang kinerja pembiayaan tahun ini sebesar Rp 500 miliar-Rp 600 miliar. Nantinya, Pro Car menjaring dana dari bank dan surat utang jangka menengah atau medium term notes (MTN).

Tahap awal, Pro Car menerbitkan MTN Rp 50 miliar. Selain fokus pembiayaan kendaraan komersial, Pro Car melirik pembiayaan non otomotif seperti perjalanan umrah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×