kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Komoditas memburuk, BII reprofiling portofolio


Rabu, 02 September 2015 / 20:39 WIB
Komoditas memburuk, BII reprofiling portofolio


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings melansir laporan yang menyebutkan bahwa profil kredit bank-bank kelas kakap di Indonesia memiliki daya tahan di tengah tekanan kurs rupiah, penurunan harga komoditas dan kredit macet alias non performing loan (NPL).

Fitch Ratings menilai, bank-bank besar memiliki dukungan kuat, terutama dari sisi permodalan. Selain itu, Fitch Ratings juga menyebut, bank-bank kelas menengah mengalami tekanan yang lebih besar lantaran eksposur kredit sektor pertambangan dan juga pinjaman mata uang asing yang besar.

Melemahnya sektor pertambangan dan komoditas telah berkontribusi pada penurunan kualitas aset industri perbankan secara keseluruhan, dengan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) yang meningkat menjadi 2,6% pada akhir Mei 2015 dari titik rendah 1,8% pada akhir 2013. Resiko juga dapat muncul dari industri hilir pendukung yang terkait dengan pertambangan dan komoditas.

Direktur Ritel Banking Bank Internasional Indonesia (BII) Tbk, Lani Darmawan mengungkapkan, faktor tekanan pada setiap individual bank akan berbeda-beda. Hal itu, kata Lani, sangat tergantung dari besaran eksposur portofolio kredit yang dimiliki.

Lani menuturkan, perseroan telah melakukan reprofiling dari portofolio pinjaman korporasi dan tidak lagi terfokus pada komoditas. Bank dengan kode emiten BNII ini, saat ini memiliki portofolio kredit terbesar di segmen retail dan usaha kecil dan menengah (UKM).

Dengan demikian, kata Lani, perseroan merasa lebih prudent untuk mengelola faktor risiko kedepannya. Meski demikian, imbuh Lani, dengan keadaan ekonomi yang masih tertekan termasuk nilai tukar, maka NPL terlihat naik di seluruh segmen.

"Tetapi secara total bank masih dalam koridor bisa ter-manage. Kami perkirakan untuk retail dan UKM akan bergerak turun untuk NPL dalam enam bulan ke depan. Itu yg kami harapkan," jelas Lani kepada KONTAN, Rabu (2/9).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×