kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,87   -4,49   -0.48%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kredit tumbuh lambat jadi penyebab LDR perbankan tinggi


Selasa, 03 April 2018 / 17:19 WIB
Kredit tumbuh lambat jadi penyebab LDR perbankan tinggi


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengumumkan loan to deposit ratio (LDR) perbankan per Februari 2018 berada di level 89,21%. Angka tersebut naik dari posisi bulan Januari 2018 yakni sebesar 89,1%. Secara tahunan atau year on year (yoy), besaran LDR juga naik dari sebelumnya 89,12% pada Februari 2017.

Masih tingginya LDR perbankan di awal tahun ini, ditandai pula dengan dana pihak ketiga (DPK) perbankan yang tumbuh lebih cepat dibandingkan kredit. Catatan OJK, per Februari 2018 kredit tumbuh sebesar 8,22% secara yoy menjadi Rp 4.662,34 triliun. Sementara DPK tumbuh sebesar 8,44% menjadi Rp 5.225,3 triliun.

Melihat tren tersebut, Direktur Utama PT Bank Mayapada Internasional Tbk Hariyono Tjahjarijadi menjelaskan kondisi LDR perseroannya saat ini masih sejalan dengan kondisi industri. Tercatat di awal tahun LDR Bank Mayapada berada di posisi 86% sampai 88%. Menurutnya, LDR perbankan yang masih tinggi karena permintaan kredit masih belum terlalu banyak di awal tahun 2018.

Menurutnya, kondisi ini disebabkan usaha kecil menengah belum banyak bergerak. Pun, debitur-debitur besar saat ini lebih memilih untuk menerbitkan surat utang atau obligasi. Alhasil, dari segi rasio, pertumbuhan kredit memang belum membaik.

"Sehingga harus dilihat berapa besar bonds yang diserap pasar baik di perbankan maupun individu/korporasi," jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (3/4).

Adapun, sampai akhir tahun ini bank milik taipan Dato Sri Tahir tersebut menargetkan LDR maksimal berada di posisi 90%. Selain Bank Mayapada, PT Bank OCBC NISP Tbk juga menilai pertumbuhan kredit di awal tahun ini masih lambat. Sementara pertumbuhan DPK bergerak lebih cepat dari pertumbuhan kredit.

Namun, kondisi di OCBC NISP sendiri dinilai Parwati masih terbilang stabil dengan LDR terjaga di posisi 88%. Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja menyebutkan sampai akhir tahun ini, perseroannya memprediksi LDR akan ada di kisaran 88% sampai 90%.

"LDR kami per akhir Februari 88%, LFR (loan to funding ratio) 85% masih longgar," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Selasa (3/4).

Sebagai informasi saja, per Februari 2018 OCBC NISP membukukan realisasi kredit sebesar Rp 106,54 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 15,94% secara tahunan atau year on year (yoy) dibandingkan posisi Februari 2017 yakni Rp 91,88 triliun. Sementara DPK hanya tumbuh 8,65% atau lebih lambat dibandingkan kredit menjadi Rp 121,7 triliun per akhir Februari 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×